25 radar bogor

Uang Nasabah BRI Hilang Misterius

ilustrasi transaksi lewat ATM (jawapos.com)

JAKARTA–RADAR BOGOR,Masalah keamanan perbankan kembali terjadi. Kemarin (12/3) puluhan nasabah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) melaporkan kehilangan uang secara tiba-tiba. Mereka adalah nasabah dari BRI Unit Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Uang mereka hilang dari rekening mulai Rp500 ribu hingga jutaan. Di samping itu, beberapa nasabah di daerah lain yang juga mengaku men­dapatkan notifikasi permintaan data perbankan lainnya.

Salah seorang korban, Elvina Khoiru terkejut saat Minggu (11/3) lalu mendapatkan notifikasi melalui short massage service (SMS), bahwa dia telah melakukan transaksi melalui kartu debitnya senilai Rp504.146,49. Meski SMS itu dia terima pada pukul 21.02, dia langsung meluncur ke ATM untuk mengecek saldo.

Benar saja, ketika dicek ke ATM, saldonya telah berkurang Rp504.146,49. Padahal, dia tidak melakukan transaksi apa pun. Ketika menerima SMS notifikasi, dia sedang bersantai dengan keluarga. ”Jumlah pengambilannya agak aneh. Tidak bulat, senilai Rp504.146,49,” katanya.

Merasa dia jadi korban pem­­bobolan rekening bank, keesokan harinya, Senin (12/3), sekitar pukul 12.30, warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadi­luwih, itu mendatangi BRI KCU Ngadiluwih. Di sana, ternyata sudah ada belasan nasabah yang bernasib dengan dirinya. Mereka mengaku saldonya menyusut meski tidak melakukan transaksi apa pun.

”Saya melapor (pembobolan rekening). Dan katanya mau diproses paling lama sekitar 40 hari kerja,” lanjut Elvina.

Kemarin, total nasabah yang melaporkan ke BRI KCU Ngadiluwih sebanyak 16 orang. Mereka berasal dari tiga kecamatan, Ngadiluwih, Ringinrejo, dan Kras. Melihat kejadian itu terjadi di beberapa wilayah, ada kemungkinan jumlah nasabah yang bernasib serupa semakin banyak.

Jumlah uang yang didebit secara misterius berbeda-beda. Mujiat misalnya. Warga Desa Ngadiluwih ini baru tahu rekeningnya berkurang ketika hendak melakukan pengambilan kemarin siang. Saat itu dia berencana mengambil uang sebesar Rp5 juta dari total dana Rp50 juta yang ada di rekening­nya. Ternyata, upayanya itu ditolak mesin. Tidak bisa dipro­ses karena melebihi batasan pengambilan hari itu.

Karena saat itu Mujiat melakukan transaksi di ATM yang ada di BRI KCU Ngadiluwih, dia langsung menuju petugas. Dia menanyakan mengapa tak bisa melakukan transaksi pengambilan. Ternyata, setelah dicek petugas, sebelum­nya sudah ada penarikan sebesar Rp10 juta. ”Bingung (uang) saya kok tiba-tiba hilang,” keluh Mujiat.

Direktur Digital BRI Indra Utoyo mengatakan, kasus kehilangan uang nasabah sedang diselidiki perseroan. Menurutnya, hal tersebut diduga akibat kejahatan
perbankan yakni skimming yang dilakukan oleh sindikat internasional. Modusnya yakni dengan menggandakan kartu ATM nasabah.

“Atas kejadian tersebut, kami sedang melakukan investigasi, baik dari sisi jumlah korban maupun jumlah kerugian yang muncul. Jika memang nasabah BRI terbukti menjadi korban skimming, maka BRI akan meng­­ganti uang nasabah tersebut,” ujarnya kemarin (12/3).

Selain itu, BRI juga sudah menonaktifkan fitur untuk transaksi di luar negeri atas kartu yang terindikasi skimming. Secara umum, lanjut Indra, skimming merupakan kejahatan yang terjadi di dunia perbankan dan bukan hanya BRI. “Kejahatan seperti ini umumnya terorganisir,” sambungnya.

Tindakan pencegahan BRI untuk transaksi luar negeri khususnya ditujukan pada beberapa negara Eropa yang menjadi sarang kejahatan skimming. Transaksi yang ditutup sejauh ini adalah layanan debit. Hal itu dilakukan perseroan sambil terus memo­nitor munculnya pola skimming baru dari negara lainnya.

“Terkait skimming, sejauh ini kami terus berkoordinasi dengan bank lain dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk meningkatkan pencegahannya,” tambah mantan direktur PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) itu.

Terkait masalah ini, Indra mengimbau agar tidak panik serta ikut aktif mencegah terjadinya skimming. Caranya yakni dengan memperhatikan saksama slot tempat memasuk­kan kartu ATM, apakah ada yang mencurigakan atau tidak. Nasabah perlu menutup tangan pada saat mengetik nomor PIN di keypad mesin ATM agar tidak terbaca kamera tersembunyi. (rin/idr/c1/fud/ang)

Kemudian jika menggunakan aplikasi mobile banking BRI, nasabah dapat menggunakan menu untuk menonaktifkan kartu ATM jika tidak digunakan. Nasabah juga perlu mengaktifkan notifikasi transaksi via SMS atau e-mail.

“Sehingga jika ada transaksi anomali segera diketahui dan dilaporkan ke BRI,” tambah Indra.

Masalah skimming ini bukan yang pertama bagi BRI. Tahun 2016 hal serupa juga terjadi pada puluhan nasabah BRI di Mataramm NTB dan Bali yang mengaku uangnya hilang secara tiba-tiba. Meski pada akhirnya, BRI mengganti semua uang nasabah yang hilang.

Direktur Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Brigjen Agung Setya menjelaskan, terkait kasus dugaan pembobolan bank dengan notifikasi itu masih coba dipastikan oleh kepolisian. Kepolisian berupaya merespon dengan cepat, namun perlu untuk memastikan kebenaran terjadinya pembobolan. ”Kami cek dulu itu notifikasi benar atau tidak,” terangnya.