25 radar bogor

Polisi Ungkap Kematian Pendiri Matahari

UNGKAP: Kapolres Bogor AKBP Andi Moch Dicky menunjukkan barang bukti terkait kematian pendiri Matahari Department Store, Hari Darmawan di Mapolres Bogor, kemarin (12/3).

BOGOR–RADAR BOGOR,Penyebab kematian pendiri Matahari Department Store, Hari Darmawan terkuak sudah. Dari hasil penyelidikan Polres Bogor, tewasnya raja ritel Indonesia di usia 77 tahun itu bukan karena kesengajaan.

“Hasil penyelidikan, pak Hari meninggal murni kecelakaan,” kata Kapolres Bogor AKBP Andi Moch Dicky dalam keterangannya di Mapolres Bogor, kemarin (12/3).

Hasil sementara, lanjut Dicky, Hari dinyatakan jatuh ke dalam aliran Sungai Ciliwung. Sedikitnya, 11 saksi diperiksa termasuk di lokasi kejadian. Dicky menegaskan, tidak ditemukannya tanda kekerasan dan jejak kaki selain Hari dan sopirnya yang terakhir melihat Hari.

“Pak Hari memang ada riwayat sakit jantung. Kami menduga ia terjatuh terpeleset dikarenakan ketidaksengajaan korban,” paparnya.

Dicky menguraikan, hasil pemeriksaan yang dilakukan kepolisian, pendiri Matahari Grup, Hari Darmawan, pada Jumat (9/3) bersama sopirnya berada di vila miliknya di kawasan Taman Wisata Matahari (TWM). Sebelum kejadian, Hari sedang makan-makan bersama stafnya di daerah TWM sekitar pukul 18.00. Lalu, Hari meminta sopirnya untuk dibawakan kunci vila miliknya.

Hari lalu minta diantar ke lokasi dan berangkat menuju vilanya di Jalan Hankam Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, menggunakan mobil pribadi miliknya Toyota Innova B 1906 PIJ pukul 19.15 WIB. Hari tiba di vila pukul 20.00 WIB.

“Sampai di vila, beberapa kali pak Hari meminta diambilkan sesuatu kepada sopirnya. Awalnya meminta diambilkan koran, lalu yang terakhir meminta diambilkan air minum. Menurut sopirnya, setelah mengambil air minum di mobil, beliau sudah tidak ada lagi,” katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, sopir Hari, Oki yang menjadi orang terakhir dengan Hari, kebingungan mendapati majikannya tidak lagi ada di vila. Pencarian pun dilakukan pada malam itu oleh sopir dan staf lainnya. Tetapi karena air sangat deras dan terdapat pertemuan arus dua sungai kecil di lokasi, membuat pencarian dilanjutkan Sabtu (10/3) pagi.

“Pada pencarian pagi hari sekitar pukul 06.30 jasad korban ditemukan pertama kali oleh Dani Sudiana dalam kondisi sudah meninggal dunia, posisi tengkurap, sekiranya 100 meter tak jauh dari vila,” bebernya.

Dicky menguraikan, penyebab meninggalnya Hari adalah akibat benturan benda keras. Di tubuh Hari juga banyak ditemukan luka dan memar, lantaran yang bersangkutan jatuh ke sungai yang ada batu-batuannya.

“Dengan arus yang begitu deras menyebabkan luka memar di sekujur tubuh dan kepalanya. Kebanyakan luka memar, goresan, di bagian mata dan kepala. Jadi karena terantuk-antuk di batu, arus sungai cukup deras, sungai juga terkikis karena tanah,” beber Dicky.

Dia menambahkan, barang bukti yang didapatkan dari tubuh Hari yakni, uang tunai senilai Rp4.212.000, buku catatan, sepatu kanan, celana panjang, celana dalam, jam tangan Rollex, dan jaket.

Sementara tas yang dipakai Hari berisikan dompet juga handphone masih hilang dan dalam pencarian. “Iya nanti kalau ditemukan HP-nya, bisa diselidiki juga panggilan terakhirnya, sekarang masih dicari,” imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Hari Darmawan yang ditemukan meninggal dunia di aliran Sungai Ciliwung, Bogor, Sabtu (10/3) lalu. Pihak keluarga bahkan menduga Hari dimungkinkan mengalami serangan jantung sebelum jatuh ke sungai sampai tewas.

Roy Nicholas Mandey selaku juru bicara pihak keluarga Hari Darmawan menyatakan, pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi.

”Kami atas nama keluarga melihat tidak perlu autopsi. Ini keputusan keluarga,” katanya. ”Kedua, memang kalau di dalam kete­rangan, keluarga meng­inginkan supaya cepat dikremasi agar proses perkabungan tidak berlangsung lama,” jelasnya.(wil/c)