BOGOR-RADAR BOGOR,Terik matahari pagi menjadi anugerah bagi Septy Diana. Mengelilingi kebun jeruk lebih dari satu hektare, menjadi rutinitas harian perempuan kelahiran 16 September 1960 ini. Bukan sebatas rutinitas, mengontrol tiap pohon yang ia tanam saat cuaca cerah juga menjadi kegiatan yang ia cintai.
”Dari dulu saya suka pertanian. Jadi memang sudah mencintai tanaman sejak dulu,” kata Septy kepada Radar Bogor.
Dari sebuah kecintaan tersebut, warga Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, itu berupaya untuk mewujudkan impiannya menjadi petani sukses dengan melakukan penanaman pohon buah-buhan yang umum dikonsumsi masyarakat.
”Saat mendapat kesempatan untuk bertani, saya langsung lakukan tanpa menunda waktu dan banyak berpikir rugi,” kata istri dari Basuki Waluyo ini.
Alhasil, ribuan pohon aneka jeruk, seperti jeruk manis, jeruk nipis, hingga jeruk limau berkualitas dapat ia hasilkan. Tentunya, kulitas dari buah yang berbanding lurus dengan teknik dan strategi tanam yang dilakukannnya.
”Berangkat dari kesukaan, saya terus bereksperimen hingga dapat saya lakukan kegiatan tanam yang menghasilkan kualitas buah yang baik,” tuturnya.
Karena kualitas hasil tanam yang baik, setiap kali panen buah miliknya sangat diminati para tetangga, kawan dan kerabat dekat. Bahkan setiap panen, buah-buahannya laris diborong. ”Awalnya mereka nyobain. Setelah sekali nyoba, belum juga buah matang, mereka sudah pesan,” tuturnya.
Kondisi itu membuat Septy berpikir untuk menjadikan hasil tanamannya sebagai usaha pribadi. Karenanya, ia mulai memperluas lahan tanam dan mulai menjual buah-buahannya ke pasar. ”Awalnya takut-takut. Tapi banyak dukungan dari keluarga untuk terus maju dan berhitung. Makanya saya nekat jalani usaha ini,” kata dia.
Dalam kurun waktu satu satu tahun, usahanya terus meningkat. Kini, hasil pertaniannya itu terjual dan tersebar di pasar tradisional hingga modren. ”Sampai saat ini langgeng, usaha saya semakin berkembang pesat dan semakin besar,” kata dia.(azi/c)
