25 radar bogor

Kartu Perdana Diregistrasi Sembarangan

Nelvi/Radar Bogor PANIK: Antrean pelanggan membeludak di Gerai Indosat, bilangan Pajajaran, Kota Bogor, kemarin (27/2). Mayoritas mengeluhkan sulitnya mendaftarkan nomor prabayar mereka jelang batas akhir registrasi hari ini.

JAKARTA–RADAR BOGOR, Penyalahgunaan nomor induk kependudukan (NIK) dan kartu keluarga untuk registrasi kartu seluler diduga masih terjadi. Lantaran masih begitu mudahnya menemukan kartu perdana seluler yang dijualbelikan dengan embel-embel teregistrasi. Padahal, registrasi nomor itu harus sesuai dengan identitas pemiliknya. 

Seperti di salah satu outlet penjualan kartu perdana yang bergabung dengan toko ponsel di Kebayoran Lama, Jakarta. Di tempat itu bisa dengan mudah mendapatkan kartu yang sudah dilepas segelnya. Penjual seorang pemuda mengungkapkan bahwa kartu tersebut telah didaftarkan atau teregistrasi. Dengan harga kartu dipatok Rp30 ribu kartu perdana tersebut diminati pembeli lain.  

”Tinggal pakai saja. Paket datanya 6 GB sudah diregistrasi,” ujar pemuda tersebut.

Tapi, pemuda itu berpesan kartu tersebut hanya untuk akses internet. Sedangkan untuk telepon atau mengirim pesan disarankan untuk registrasi ulang.

”Kalau cuma internetan aja ndak usah,” kata dia. 

Saat dicek identitas kartu dengan nomor 08224602xxxx ke layanan pelanggan operator. Sungguh mengejutkan. Sebab, petugas customer service langsung menyapa dengan ramah sambil memanggil nama Abel. Ternyata kartu didaftarkan atas nama Abel.  

Petugas sedikit terkejut saat tahu bahwa kartu telah didaftarkan atas nama orang lain. Petugas hanya menyarankan untuk registrasi ulang agar data sesuai. Tapi, tanpa registrasi ulang pun nomor tersebut dipastikan telah teregistrasi.

”Kalau mau sesuai nama ya harus registrasi ulang,” kata operator sambil menjelaskan cara registrasi melalui 4444.  

Dari mana operator tahu kalau data di kartu seluler sesuai dengan data pelanggan? Petugas hanya menginformasikan bahwa akan ada pengecekan kerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil.

”Yang ngecek nanti Dukcapil,” kata petugas. (jun)