Cak Percil dan Cak Yudho semula mengira hanya akan ditahan di Hongkong sekitar tiga hari. Untuk mensyukuri kebebasan, mereka menghelat tasyakuran di kampung masing-masing. Agenda manggung juga dijadwal ulang karena keduanya masih ingin beristirahat.
SALMAN MUHIDDIN, Surabaya-LODITYA FERNANDEZ, Ngawi
MATA Cak Percil dan Cak Yudho sudah sembap. Tampak memerah. Bekas menangis. Tapi bukan karena sedih. Malah berkali-kali mereka tertawa lepas.
Belasan orang yang menyambut di Bandara Juanda, Surabaya, Kamis malam lalu (8/3) itu mereka peluk satu per satu. Hampir semua yang dipeluk juga ikut menitikkan air mata. Tangis bahagia.
Tak lupa, para penjemput yang datang dari Surabaya, Blitar, dan Ngawi itu bergantian mengajak berfoto. Untuk disebar kepada para anggota keluarga yang tak bisa ikut ke Juanda. ”Akhire (akhirnya) ya Allah,” kata Deni Kristiani, istri Cak Percil, mengungkapkan kelegaan. Baca selengkapnya di Epaper Radar Bogor hari ini