25 radar bogor

BNN Tunggu Bukti Permen

ilustrasi tidur

BOGOR-RADAR BOGOR, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor belum memeriksa permen yang diduga membuat dua siswi SDN Panaragan 1 Kota Bogor terlelap bak putri tidur tersebut.

“Ternyata, sampelnya dibawa lagi sama petugas, sehingga tak jadi kami periksa,” ujar Kepala Dinkes Kota Bogor, Rubaeah kepada Radar Bogor, kemarin (8/3).

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bogor, Nugraha Setia Budhi, mengaku siap bantu memeriksa permen tersebut untuk memastikan apakah mengandung narkoba atau tidak.

“Tes perlu dilakukan, sebab, bisa saja anak itu kecapekan atau karena hal lainnya,” ujar dia.

Ia mengatakan, BNN memiliki laboratorium berkelas internasional sehingga hasilnya tak diragukan lagi.

“Silakan bawa ke BNN, agar tak menimbulkan keresahan di masyarakat,” ungkapnya.

Namun, selama ini, ia mengaku belum menemukan kasus permen yang mengandung narkoba di Bogor. Sebelumnya, Kepala SDN Panaragan 1 Kota Bogor, Mohamad Wahyu mengungkapkan, orang tua KN dan NS mendatangi sekolah dan mengadukan peristiwa yang dialami anaknya, Jumat (2/3) lalu.

“Orang tua merasa ada keanehan,” kata Wahyu.

Peristiwa pertama dialami KN. Usai pulang sekolah, KN tidak makan seperti biasanya. Bocah berusia 6 tahun itu justru langsung tidur.

“Tidur sampai pagi-pagi dibangunin ke sekolah sudah segar. Dari pulang sekolah anak itu tidak makan siang dan malam,” jelas Wahyu.

Sedangkan, NS, sepulang sekolah sempat diajak orang tuanya ke mal. Usai makan, anak tersebut langsung tergolek lemas dan tertidur di atas meja makan.

“Ibunya merasa anak ini kecapekan sekolah, ngantuk. Walaupun tidak terbiasa seperti itu,” kata Wahyu.

Pulang dari mal, di rumah NS juga merasa dadanya berdebar-debar. Ia mengalami hal serupa, tertidur pulas sampai pagi hari. Pada Sabtu (3/3), NS hendak dibawa ke dokter.

“Sebelum ke dokter  anaknya minta minum, dikasih air putih sampai 14 gelas besar,” paparnya.

Sejak hari itu NS mulai pulih dan batal dibawa ke dokter. Hingga Selasa (6/3), kata dia, aktivitas sekolah kedua siswanya sudah kembali normal.

“Hari Sabtunya sudah segar, dan bisa belajar biasa. Senin juga ulangan bersama, ulangan pertengahan semester, tidak terlihat ada apa-apa. Efeknya hanya di Jumat itu saja,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa, lanjut Wahyu, pihak sekolah melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Sebab, permen tersebut dijual di lingkungan sekolah. Selain itu, sekolah juga berkoordinasi dengan kelurahan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Kesehatan.

“Sudah dicek dan koordinasi ke sana-sini.  Pedagang di sini juga sudah dikumpulkan, kita koordinasi dan mendata apa saja yang dijual,” tuturnya.(don/c)