25 radar bogor

Sapardi: Sastra Masih Diminati Generasi Muda

KOMPAK: Sapardi Djoko Darmono -sastrawan ternama nasioanal (tiga dari kanan)- usai mengisi kuliah umum di aula 1 lantai 10 Gedung Graha Pakuan Siliwangi, Universitas Pakuan, Rabu (7/3).
KOMPAK: Sapardi Djoko Darmono -sastrawan ternama nasioanal (tiga dari kanan)- usai mengisi kuliah umum di aula 1 lantai 10 Gedung Graha Pakuan Siliwangi, Universitas Pakuan, Rabu (7/3).

BOGOR-RADAR BOGOR, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono merupakan seorang sastrawan senior yang baru-baru ini karyanya difilmkan, yaitu Hujan di Bulan Juni, memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) di Universitas Pakuan (Unpak), kemarin (7/3).

Dekan FISIB Unpak Agnes Setyowati menjelaskan, kuliah umum sering dilakukan FISIB Unpak secara periodik dengan mendatangkan narasumber yang berkompeten di bidangnya. Kuliah umum yang diselenggarakan FISIB Unpak tersebut bekerja sama dengan Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat Bogor dengan mengangkat tema Alih Wahana.

Sebab, menurut Agnes, sastra saat ini sudah banyak berkembang, bukan hanya bisa dihasilkan dalam sebuah buku tetapi juga dengan media lainnya.

”Sehingga dengan begitu, mahasiswa dapat lebih kreatif dan berinovasi dalam menghasilkan karya-karya sastra,” ungkapnya.

Karena itu, Agnes mengatakan, kuliah umum saat ini mendatangkan guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia itu memang ahli di bidang alih wahana. Dalam pemaparannya, Sapardi mengatakan, wahana ini merupakan media ataupun kendaraan lain yang bisa menampilkan sastra dalam sisi yang berbeda.

“Misalnya, karya novel sekarang banyak yang dijadikan film, sastra juga bisa dijadikan lirik lagu, tanda-tanda, gambar dan lainnya,” tutur Sapardi.

Ia bahkan mengatakan jika generasi muda saat ini sangat kreatif. Melalui teknologi yang canggih sekarang ini, karya sastra bisa disebarluaskan dengan mudah dan banyak cara seriring perkembangan zaman.

Sapardi juga mengaku sangat senang bisa memberikan kuliah umum di Universitas Pakuan. Pasalnya, mahasiswa yang hadir sangat banyak, kursi yang tersedia bahkan tidak mencukupi.

”Pertanyaan-pertanyaan yang mereka lontarkan pun sangat bagus. Artinya, dunia sastra ini masih diminati dan digemari generasi muda. Hanya saja, mungkin tidak seperti dulu yang hanya lewat buku, kini mereka bisa membaca dan menghasilkan karya sastra lewat perangkat teknologi,” tukas Sapardi.(cr1/c)