25 radar bogor

Jalan Kaki 10 KM Tampung Aspirasi Warga

GERILYA: Calon petahana Bima Arya ditemani Ketua DPD Golkar Kota Bogor Tauhid J Tagor berdialog dengan para pedagang di Pasar Gunung Batu, Selasa (6/3).

BOGOR–RADAR BOGOR,Prinsip kampanye de­n­gan jalan kaki atau lari men­jadi salah satu cara calon peta­hana Bima Arya untuk lebih men­dekatkan diri dengan warga Kota Hujan. Seperti yang dilaku­kannya ketika menyambangi warga Pasir Kuda, Bogor Barat, Selasa (6/3).

Calon nomor urut 3 ini berjalan kaki menyusuri tiap wilayah sepan­jang sekitar 10 kilometer mulai dari Pasir Kuda hingga Sindangbarang. Sejumlah aspirasi dari warga serta pelaku UMKM pun terserap. Salah satunya warga meminta untuk melanjutkan dan menuntaskan program-program yang sudah baik selama masa kepemim­pinannya.

”Harapan warga masih sama, RTLH dan fasilitas kesehatan. Untuk RTLH, satu tahun ada 9.000 ajuan dari warga Bogor ke pemkot. Tadinya sedikit, tidak sampai 1.000 yang terealiasi. Tetapi sejak tiga tahun kami terus tambah jadi hampir 3.000. Nanti tahun berikutnya akan dipacu nambah terus kuantitas perbaikan RTLH-nya hingga lima tahun. Insya Allah bisa memperbaiki sekitar 20.000 RTLH,” ungkap Bima.

Warga pun sempat menyin­ggung soal insentif guru ngaji. Menurut Bima, peran guru ngaji sangat penting sehingga harus diperhatikan lebih.

”Tidak hanya membangun fisik, kami juga akan fokus membangun karakter dan akhlak. Membangun tidak hanya sekadar duniawi, tapi juga Insya Allah ukhrowi. Makanya nanti insentif guru ngaji terus ditambah. Yang sekarang sudah naik, nanti dinaikan lagi,” jelas dia.

Gerilya kemudian dilanjutkan ke Pasar Gunung Batu. Di sana pa­sangan Dedie A Rachim itu berdialog dengan sejumlah pedagang dan pembeli. Dari perbincangan itu, Bima melihat harga sejumlah kebutuhan pokok cenderung stabil.

Dia juga melihat sejumlah peru­bahan di pasar yang memiliki luas bangunan 2.778 meter pesegi itu setelah adanya revitalisasi. Bangunan pasar terdiri dari dua lantai. Lantai dasar disediakan sebagai tempat pedagang yang menjual komoditas kering, seperti pakaian, emas, penjahit, apotek. Sementara pedagang basah ditempatkan di lantai satu.

Sebelum bangunan pasar direvitalisasi, pasar ini terlihat semrawut dan banyak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di bahu jalan. Setelah dire­vitalisasi, seluruh PKL diarahkan masuk berjualan di dalam pasar sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.

”Revitalisasi pasar akan jadi salah satu fokus kami juga ke depannya. Ada sejumlah pasar yang akan ditata, seperti Pasar Bogor, Sukasari, Cumpok, Kebon Kembang, TU dan Pasar Jambu Dua,” jelasnya.(gal/c)