BOGOR –RADAR BOGOR,Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Bogor merupakan daerah yang memiliki potensi paling banyak dari ancaman longsor. Kondisi ini tentu perlu ada penanganan segera. Baik itu penanganan pra bencana dan pasca bencana.
”Saya amati setiap hujan besar, warga yang tinggal di lerengan selalu cemas dihantui bahaya longsor. Jadi saya memiliki gagasan untuk membuat program menghapus H2C (harap-harap cemas),” ujar calon wakil wali kota Bogor Sugeng Teguh Santoso, di sela-sela menyapa warga Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, kemarin (7/3).
Menurut dia, untuk menangani masalah tersebut, bisa melalui beberapa opsi. Pertama melalui bantuan dana APBD dengan membangun turap atau tembok penahan tebing (TPT). Pilihan kedua melalui bantuan corporate social responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Bogor. ”Jadi infrastruktur ini kita akan gerakan, selain itu saya akan mendorong menggunakan dana pengusaha melalui CSR,” bebernya.
Sugeng menegaskan, tidak ada lagi ke depan pengusaha yang mengeluarkan uang untuk kegiatan yang tidak penting. Semua dana CSR dari pengusaha harus dimanfaatkan secara maksimal untuk pembangunan Kota Bogor.
”Kita minta peran serta keuntungan yang didapat untuk membangun Kota Bogor bagi kasus yang emergency, seperti longsor, rumah ambruk dan sebagainya,” ucap dia.
Soal mekanismenya, dia menyerahkan sepenuhnya kepada pengusaha. Intinya setiap warga yang mengalami bencana alam, dirinya akan menggerakan pengusaha untuk bersama-sama mengatasi masalah tersebut. Dengan demikian, tidak ada celah untuk terjadi potensi korupsi. ”Jadi istilahnya pengusaha bersedekah melalui CSR,” ucapnya.
Di satu sisi, Sugeng juga menemukan masalah lain. Di mana, warga yang tinggal berdekatan dengan program rencana double track jalur kereta Bogor-Sukabumi tengah terancam. Menurutnya rencana pembangunan transportasi yang ditargetkan selesai pada tahun 2020 itu bakal menghilangkan banyak pemukiman milik warga.
Hal itu baru diketahui pasangan Dadang Iskandar Danubrata itu saat menyapa warga. ”Jadi ada warga yang mengadu sedang dilakukan pengukuran untuk dibongkar dibangun jalur rel kereta api jalur Bogor-Sukabumi. Warga khawatir dengan nasibnya,” pungkasnya.(ded)