25 radar bogor

Gagas Program Pengusaha Bersedekah

SAPA WARGA: Calon wakil wali kota Bogor Sugeng Teguh Santoso memberikan pamflet kepada warga di Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, kemarin (7/3).
SAPA WARGA: Calon wakil wali kota Bogor Sugeng Teguh Santoso memberikan pamflet kepada warga di Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, kemarin (7/3).

BOGOR –RADAR BOGOR,Berdasarkan data Pu­sat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Bo­gor merupakan daerah yang memiliki potensi paling ba­nyak dari ancaman longsor. Kon­disi ini tentu perlu ada penanganan segera. Baik itu penanganan pra bencana dan pasca bencana.

”Saya amati setiap hujan bes­ar, warga yang tinggal di lerengan selalu cemas dihantui bahaya longsor. Jadi saya me­miliki gagasan untuk membuat program menghapus H2C (ha­rap-harap cemas),” ujar calon wakil wali kota Bogor Su­geng Teguh Santoso, di sela-sela menyapa warga Kelurahan Em­pang, Kecamatan Bogor Sel­atan, kemarin (7/3).

Menurut dia, untuk mena­ngani masalah tersebut, bisa melalui beberapa opsi. Pertama melalui bantuan dana APBD dengan membangun turap atau tembok penahan tebing (TPT). Pilihan kedua melalui bantuan corporate social responsibility (CSR) perusa­haan-perusahaan yang ada di Kota Bogor. ”Jadi infras­­truktur ini kita akan gerakan, selain itu saya akan mendorong menggunakan dana pengusaha melalui CSR,” bebernya.

Sugeng menegaskan, tidak ada lagi ke depan pengusaha yang mengeluarkan uang untuk kegiatan yang tidak penting. Semua dana CSR dari pengu­saha harus dimanfaatkan se­ca­ra maksimal untuk pem­bangu­nan Kota Bogor.

”Kita minta peran serta keun­tungan yang didapat untuk membangun Kota Bogor bagi kasus yang emergency, seperti longsor, rumah ambruk dan sebagainya,” ucap dia.

Soal mekanismenya, dia menyerahkan sepenuhnya kepada pengusaha. Intinya setiap warga yang mengalami bencana alam, dirinya akan menggerakan pengusaha untuk bersama-sama mengatasi masalah tersebut. Dengan de­mi­kian, tidak ada celah untuk terjadi potensi korupsi. ”Jadi istilahnya pengusaha bersedekah melalui CSR,” ucapnya.

Di satu sisi, Sugeng juga me­nemukan masalah lain. Di mana, warga yang tinggal berde­katan dengan program rencana double track jalur kereta Bogor-Sukabumi tengah terancam. Menurutnya ren­cana pemba­ngu­nan tran­sportasi yang ditargetkan selesai pada tahun 2020 itu bakal me­nghilangkan banyak pemukiman milik warga.

Hal itu baru diketahui pasa­ngan Dadang Iskandar Danu­brata itu saat menyapa warga. ”Jadi ada warga yang mengadu sedang dilakukan pengukuran untuk dibongkar dibangun jalur rel kereta api jalur Bogor-Sukabumi. Warga khawatir de­ngan nasibnya,” pungkasnya.(ded)