NANGGUNG–RADAR BOGOR,Lima belas kecamatan di wilayah barat Kabupaten Bogor, digadang-gadang akan menjadi aset geopark nasional (taman geologi/ bumi). Antara lain Kecamatan Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, Tenjolaya, Tamansari, Parung, Ciseeng, Rumpin, Cigudeg, Sukajaya, Jasinga dan Tenjo. Seluruhnya termasuk dalam kuadran III. Artinya, memiliki IPM dan PDRB yang rendah.
Kepala Bidang Sarpraswil Bappeda Litbang Kabupaten Bogor, Ajat R Jatnika menjelaskan, pada kuadran III perlu adanya pengungkit ekonomi dan sosial terpadu untuk meningkatkan indikator ekonomi maupun sosial.
Dia melanjutkan, Kabupaten Bogor memiliki luas wilayah lebih dari 298 ribu hektare.Sedangkan kecamatan yang menjadi rencana geopark ada 15 wilayah mencapai 132 ribu hektare dengan 173 desa.
”Ada yang disebut geodiversity, biodiversity dan culture diversity. Karena berangkat dari kondisi yang sama, secara ekonomi masih lemah, lihat potensi dan konteks biodiversity. Resep itu yang akan dicoba,” tuturnya.
Besar harapan, sambung Ajat, geopark akan didorong ke tingkat nasional bahkan internasional. Sedianya yang paling mendasar dari geopark itu sebenarnya pemberdayaan. Jika geopark ada namun yang maju adalah pengusahanya, bukan itu yang dituju.
”Geopark harus nempel ke masyarakatnya. Ketika masyarakat akan mengeksploitasi pasti akan berpikir apakah ini merusak lingkungannya atau tidak,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah menambahkan, khusus untuk pengembangan wilayah yang berbasis geopark, perlu disampaikan alasan-alasan Pemkab Bogor menargetkan Geopark Pongkor menjadi geopark nasional menuju Unesco Global Geopark (UGG).
”Dalam upaya mengimplementasikan program Nawacita di Kabupaten Bogor, salah satu konsep potensial yang diusung adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan geopark,” ucapnya.
Lalu, sambung Ipah -biasa dia disapa- secara umum geopark merupakan cara pengembangan kawasan dengan melibatkan peran multi-stakeholders sehingga memberikan dampak kemajuan wilayah melalui kegiatan-kegiatan konservasi, edukasi dan kepariwisataan yang berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.(wil/c)