25 radar bogor

Gedung SDN 03 Cipinang Mulai Dibangun

SEMRINGAH: Berbagai elemen masyarakat dan bocah-bocah di Kampung Cau saat melihat lahan bakal bangunan SDN Cipinang 03, di Kecamatan Rumping kemarin. (Foto bawah) dokumentasi foto Radar Bogor saat murid SDN Cipinang 03 belajar di rumah RT setempat.

BOGOR-RADAR BOGOR,Mimpi bocah-bocah Kampung Cau, Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, untuk memiliki gedung sekolah sendiri akhirnya “terbeli’’. Terhitung mulai pekan ini, uluran tangan para dermawan bakal membangun gedung sekolah permanen di atas lahan seluas 500 m2 dengan luas bangunan 250 m2. Kelak, bocah Cau tak perlu lagi belajar dengan menumpang di teras rumah Pak RT.

PEMBANGUNAN gedung sekolah merupakan swadaya masyarakat dari berbagai elemen. Difasilitasi Yappika-ActionAid dan Kopel Indonesia, berhasil terkumpul dana sebesar Rp36.200.000. Itu masih ditambah dari go points GoJek sebesar Rp15.000.000, serta sumbangan Radar Bogor Rp10 juta dan Dompet Peduli Pembaca Radar Bogor Rp10 juta. Pembangunan SDN Cipinang 03 akan berjalan hingga 20 hari ke depan.

CEO Radar Bogor Grup Hazairin Sitepu mengatakan, lahan yang akan dibangun sekolah adalah lahan milik warga yang sudah dibeli kepala desa seluas 500 m2 sebesar Rp22 juta. Keberadaan sekolah jauh SDN Cipinang 03 sangat dibutuhkan warga Kampung Kebon Cau yang dihuni dua RT dengan jumlah penduduk sebanyak 260 jiwa. Sekolah yang menumpang di rumah RT selama 10 tahun sejak 2007 lalu itu sudah meluluskan 9 orang siswa. Saat ini, 125 siswa mendapatkan pendidikan dari empat orang tenaga guru honorer di teras rumah dengan duduk berimpitan dan kondisi seadanya.

dokumentasi foto Radar Bogor saat murid SDN Cipinang 03 belajar di rumah RT setempat.

Bahkan, rumah Ketua RT 04, Mista, pun layaknya sekolah. Selama dipakai untuk belajar ratusan siswa, maka setiap hari si empu rumah merelakan nyaris semua ruangannya disulap jadi sekolahan.

Tak hanya di teras rumah, namun ruang tamu dan ruang tengah pun dipakai untuk belajar siswa.

“Manusia luar biasa, perlu kita apresiasi untuk Pak RT yang 10 tahun merelakan rumahnya dijadikan sekolah,” ujar Hazairin Sitepu.

Rumah Mista kondisi sehari-harinya bahkan tidak disiapkan kursi untuk sekadar menerima tamu karena dipakai oleh anak-anak. Dengan muka berseri-seri, Mista dan istrinya menceritakan ikhwal anak-anak menempati rumahnya. Bermula ketika ada mahasiswa KKN, kemudian terus berlanjut melihat banyak anak yang tidak mengenyam pendidikan di kampung padat penduduk tersebut.

Hazairin menyayangkan masih ada siswa di ibu kota Kecamatan Rumpin yang harus belajar di selasar depan rumah. Hazairin pun mengapresiasi kerja nyata Kopel dan Yappika-ActionAid sehingga bisa membuka pikiran dan perasaan para dermawan. Sekecil apa pun bantuan, kata Hazairin, bisa meringankan beban bocah-bocah Kampung Cau.

“Jadi pemimpin itu dengan hati, tidak hanya dengan akal, dan Kopel sudah mengerjakan dengan hati,” ujarnya.

Kepala SDN Cipinang 3 Engkos Kosasih mengaku sangat terharu, bahwa mimpi mempunyai bangunan sekolah akhirnya bisa terwujud. Meski baru semipermanen, tetapi menurut Engkos, sudah cukup membuat murid lebih semangat. ”Mudah-mudahan tidak akan lama (pembangunannya, red), dalam satu bulan bisa terisi,’’ ujarnya.

Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Asep Achdiat Sudrajat mengapresiasi pihak ketiga yang telah membantu kondisi sekolah di pelosok.

“Dalam hal ini Yappika-ActionAid dan Kopel yang sudah banyak membantu terhadap sekolah jauh. Tentunya dalam hal ini menjadi tanggung jawab semua, maupun Disdik juga,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Asep mengaku Dinas Pendidikan tidak berdiam diri. Sebab, kata dia, kriteria pendidikan itu ada beberapa tingkatan, salah satunya sekolah jauh yang memang cikal bakal menjadi kelas reguler.

“Kelas jauh itu dibangun dari sekolah induk, cikal bakal kelas reguler biasa, sedangkan sekolah terbuka bagi siswa melaksanakan pembelajaran sesuai waktunya dan kelas satu atap,” jelasnya.

Asep menuturkan, selama ini pihaknya terkendala laporan kondisi pendidikan di pelosok. Padahal, informasi sekecil apa pun segera ditindaklanjuti jangan sampai
berlarut lama.

“Justru kami tak memperoleh laporan, tiba-tiba muncul seperti ini. Padahal, SDN Cipinang 03 ini sudah berlangsung lama sejak sepuluh tahun lalu,” tuturnya.

Tak hanya SDN Cipinang 03 yang mendapat bantuan di Desa Cipinang. Dana dari sejumlah dermawan juga dialirkan untuk pembangunan ruang kelas baru di SDN
Cipinang 01. Direktur Kopel Indonesia, Syamsudin Alimsyah mengatakan sudah lama SDN Cipinang 01 rusak. Namun, sekolah tersebut tak kunjung diperbaiki meski sudah dilaporkan ke Disdik Kabupaten Bogor.

Menurut Syamsudin, banyak sekolah yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah. “Perlu ada tindakan dan solusi,” tegasnya. Oleh karena itu, Kopel bersama Yapika-ActionAid berupaya membantu sekolah tersebut melalui Program Sekolah Aman.

Direktur Eksekutif Yapika-ActionAid, Fransisca Fitri, menambahkan untuk menikmati pendidikan butuh tempat yang aman, nyaman dan layak. “Tapi sering tidak diperhatikan dan dipandang remeh,” kata Fransisca.

Kepala SDN Cipinang 1 Umamah mengaku sangat terbantu. Sejak lama ruang kelas di sekolahnya itu tak memiliki plafon. “Kami sudah pernah mengajukan bantuan tapi sampai sekarang tak kunjung terealisasi,” ujarnya. Berkat dorongan Kopel dan Yapika-ActionAid bangunan sekolah akhirnya direhabilitasi. “Akhirnya kami punya
kelas baru,” kata Umamah.(nal/d)