25 radar bogor

RZ Gagas Satu Kecamatan, Satu Stadion Mini

BELAJAR MENJAHIT: Calon wali kota Bogor Achmad Ru’yat menjajal menjadi pengrajin sandal dan sepatu ketika mendatangi kawasan pengrajin sandal di Cikaret, kemarin (28/2).
BELAJAR MENJAHIT: Calon wali kota Bogor Achmad Ru’yat menjajal menjadi pengrajin sandal dan sepatu ketika mendatangi kawasan pengrajin sandal di Cikaret, kemarin (28/2).

BOGOR–RADAR BOGOR,Selain fokus program membangun di wilayah, paslon wali kota dan wakil wali kota Achmad Ru’yat-Zaenul Mutaqin juga sangat konsen akan keberadaan fasilitas olahraga. Calon nomor urut 1 ini paham betul, bahwa warga Kota Hujan ‘haus’ akan adanya fasilitas olahraga yang mumpuni. Gagasan satu Stadion Mini di setiap kecamatan pun sudah disiapkan pasangan yang akrab disapa RZ tersebut.

”Saya melihat sarana dan prasarana olahraga masih banyak yang belum terakomodir oleh pemerintah. Karena itu kami akan membangun stadion mini di setiap kecamatan,” ujar Zaenul di sela-sela kampanye di bilangan Rancamaya dan Kertamaya, Bogor Selatan.

Saat ini, kata dia, warga memang kesulitan melakukan kegiatan olahraga seperti dulu. Karena, banyak lapangan yang tadinya untuk tempat berolahraga berubah menjadi perumahan. Tentu kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. ”Kita akan bangun khusus stadion mini untuk masyarakat Kota Bogor yang bukan komersil. Tapi untuk teknisnya nanti akan kami kaji.” tambahnya.

Dalam kegiatan blusukan kemarin, Zaenul juga mendapat keluhan akan minimnya fasilitas penunjang untuk tempat pemakaman umum. Seperti tidak adanya penerangan dan kondisi jalan yang tidak memadai. ”Padahal tanahnya itu tanah wakaf warga, namun kondisinya tidak memadai. Ini tentu menjadi catatan tim kami,” paparnya.

Sementara itu, jika Zaenul menyapa warga di Rancamaya dan Kertamaya. Calon wali kota Bogor Achmad Ru’yat menyempatkan diri untuk mendatangi kawasan sentral pengrajin sandal di Cikaret. Keberadaan pengrajin home industry pembuatan sendal itu menarik perhatian Ru’yat.

Ia juga sempat menjajal menjadi pengrajin sandal dan sepatu. Pada kesempatan itu, sebagian besar pengrajin mengeluhkan masalah kurangnya perhatian pemerintah untuk permodalan termasuk bantuan penjualan.

”Potensi pengrajin sendal di Cikaret sangat luar biasa, mereka home industry yang dikelola oleh warga secara turun temurun. Tetapi yang harus kita jembatani adalah harga yang dijual di pasaran jangan terlalu mahal, pengrajin menjual dengan harga murah, tetapi jika sudah masuk ke toko, harganya sangat mahal,” ujar Ru’yat.

Menurutnya, diperlukan koperasi yang dapat menjembatani para pengrajin sandal sehingga mendapatkan marjin keuntungan yang sesuai. (ded/c)