25 radar bogor

Gudang Dokumen Kenegaraan Terancam Longsor

KOLEKSI: Muchlis, warga Kampung Palasari RT 01/05, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, di tengah tumpukan dokumen sejarah miliknya yang sudah mulai lapuk.
KOLEKSI: Muchlis, warga Kampung Palasari RT 01/05, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, di tengah tumpukan dokumen sejarah miliknya yang sudah mulai lapuk.

BOGOR–RADAR BOGOR,Cuaca tak bersahabat yang merundung Kota Hujan beberapa pekan terakhir membuat beberapa lokasi terdampak longsor. Salah satunya kediaman Muchlis Rosim (76), pemilik gudang dokumen terkait kenegaraan di RT 01/05 Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur.

Meski gudang dan tempat tinggalnya berjauhan di dua titik berbeda, tetapi nasibnya sama; nyaris digerus aliran sungai. Padahal, dalam gudang berisi berbagai film, foto, prangko, dan poster terkait kenegaraan.

Sehingga, sangat disayangkan jika gudang beserta ribuan barang bersejarah itu hanyut terbawa aliran Sungai Seseupan. “Di dalamnya ada dokumentasi negara proklamator Bung Karno dan Bung Hatta,” jelasnya ketika ditemui Radar Bogor, kemarin (26/2).

Gudang yang nampak kumuh itu bagian belakangnya memang berbatasan langsung dengan Sungai Seseupan. Akibat hujan deras beberapa hari lalu, tembok bagian belakangnya yang hanya berjarak sekitar 2 meter dari sungai sudah mulai belah. Serupa dengan pinggiran sungainya yang juga sudah mulai gembos.

Padahal, menurut Muchlis, pada Agustus 2016 lalu, Wali Kota Bogor Bima Arya sempat memberikan bantuan berupa upaya pembangunan berupa tembok penahan tanah (TPT). Namun, belum tampak pembangunannya, proyek sebesar Rp83 juta itu sudah ditinggalkan pelaksananya.

“Waktu itu saya minta ke wali kota, kalau tidak diperbaiki bisa ambruk. Tapi tidak diselesaikan oleh pengembangnya. Ditinggal sekitar 6 bulan lalu,” jelasnya.
Pria yang mengaku sebagai cucu sepupu proklamator Bung Hatta itu, kini hidup dengan ketidaknyamanan.

Sebab, teras tempat kontrakan yang ia tempati sudah runtuh digerus aliran sungai yang sama. Teras enam kontrakan itu runtuh empat hari lalu sehingga membuat pengontrak lainnya pergi.

Kini, hanya Muchlis yang berani bertahan tinggal di kontrakan yang terasnya dalam kondisi miring menggantung. Di tempat petakan itu Muchlis tinggal seorang diri. Tanpa ada keluarga yang mendampingi. Anak-anaknya kini tinggal di luar kota sehingga tidak bisa hidup satu atap dengannya.

Sementara itu, Ketua RT setempat, Ibrahim Abdullah mengaku sudah melaporkan kejadian longsor itu pada pihak kelurahan. Namun, hingga kini belum ada upaya penanggulangan longsoran di sepanjang teras enam kontrakan dan di belakang gudang milik Muchlis. “Kata kelurahan sih sudah dilaporkan ke dinas terkait,” ujar Ibrahim.

Ibrahim berharap Pemkot Bogor segera menyelesaikan beberapa persoalan infrastruktur yang menimpa warganya. “Harus sesegera mungkin ditangani, jangan sampai ada korban,” harapnya.

Ketika dikofirmasi, Lurah Sindangsari, Yus Muslih, mengaku sudah mengajukan perbaikan longsoran untuk masuk dalam musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Bogor Timur. Namun, ia belum bisa memastikan kapan realisasi perbaikannya. “Kalau tidak terealisasi tahun sekarang, kita ajukan lagi untuk tahun selanjutnya,” katanya.

Namun, menurutnya, proyek pembangunan TPT di belakang gudang milik Muchlis memang tidak ada. Dengan tegas ia membantah bahwa dari tahun ke tahun tidak ada proyek tersebut.

“Tidak ada, yang untuk gudang Pak Muchlis? Dari dulu juga memang tidak ada proyeknya,” tandasnya.(fik/c)