25 radar bogor

Eks Aktivis Luncurkan Desa Hejo

AKRAB: Para mantan aktivis mahasiswa IPB berkumpul untuk membuat program Desa Hejo di Bumi Alam Panlisan, Minggu (25/2) lalu.
AKRAB: Para mantan aktivis mahasiswa IPB berkumpul untuk membuat program Desa Hejo di Bumi Alam Panlisan, Minggu (25/2) lalu.

RANCABUNGUR–RADAR BOGOR,Sejumlah mantan aktivis Forum Ma­hasiswa Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (Forum Wacana IPB), meluncurkan program Desa Hejo. Yakni sebuah gerakan untuk menghijaukan desa-desa di Kabupaten Bogor.

Demikian diutarakan inisiator dan koordinator Desa Hejo, Ahmad Fahir di Bumi Alam Panlisan, Minggu (25/2). ”Desa Hejo kami gagas untuk mem­perkuat kembali penghijauan desa-desa di Kabupaten Bogor,” kata Fahir.

Ia menegaskan, gerakan Desa Hejo akan difokuskan pada tiga agenda, yakni pelestarian alam, pertanian dan kearifan lokal Sunda.

Dikemukakannya, tiga agenda Desa Hejo merefleksikan fungsi utama Bogor sebagai kawasan konservasi dan hilir semua daerah aliran sungai (DAS) yang bermuara ke Jakarta, Bekasi, dan Tangerang.

Faktor berikutnya, Bogor dikenal sebagai daerah agraris dengan mayoritas pencaharian utama warganya sebagai petani. Di Bogor terdapat IPB, sebagai universitas pertanian terkemuka kelas dunia.

Selain itu, Bogor juga memiliki peran sebagai kiblat budaya Sunda, karena statusnya sebagai ibu kota Kerajaan Pajajaran serta memiliki 300 lebih situs cagar budaya. Budaya Sunda sangat identik dengan lingkungan dan pertanian.

Pakar agribisnis dari IPB, Fadil menambahkan, ia ingin mendorong agar sektor pertanian di Bogor terus tumbuh dan menggeliat. ”Sektor pertanian harus memberikan nilai tambah ekonomi bagi para pelakunya agar bisa berdaya saing dengan sektor-sektor lain,” ujarnya.

Fadli juga yakin bila sektor pertanian memberikan banyak nilai tambah, para petani tidak akan migrasi ke profesi lain atau menjual ladangnya karena alasan keterdesakan ekonomi. (*/rur)