Liujafra tidak pernah menemukan kendala maupun kesulitan berarti dalam mengikuti lomba maupun demo masak. Termasuk saat memberikan resep membuat bakpao. ”Kalau lomba ada persiapan khusus. Kalau demo ini cukup menyajikan bakpao yang biasa saya buat aja,” tukasnya.
Meskipun menggunakan metode dasar, pembuatan bakpao yang dipamerkannya memiliki orisinalitas yang dipastikan memiliki perbedaan. Selain menjadi warisan, resep dan konsep pembuatan bakpaonya juga menjadi warisan turun-temurun. ”Banyak cara membuat bakpao. Kalau saya gunakan apa yang sudah saya terima dari orang tua,” ucapnya.
Bahan utama pembungkus atau rotinya dibuat dari adonan tepung terigu. Setelah diisi daging atau bahan isian lainnya, bakpao dikukus sampai matang dan mengembang.
Pada umumnya, untuk membedakan bakpao tanpa daging (vegetarian) dari yang berisi daging, biasanya di atas bakpao yang berisi daging diberi tanda titik warna merah. Karena itu, kata Liu, membuat bakpao tidak sulit.
Apalagi, saat ini ada internet yang semakin memudahkan masyarakat melihat berbagai resep dalam bentuk tulisan atau praktik langsung melalui Youtube.
Bagi Liu pun, tantangan untuk mengikuti kegiatan demo masak nyaris tak pernah ditemui. Terlebih, ditunjang dengan aktivitas Liu yang justru lebih besar dihabiskan untuk memasak.
Perjalanan hidup yang dilaluinya tak menemukan tantangan, karena waktu yang terbuang beriringan dengan penyaluran hobi. ”Kalau sudah hobi, masak jadi hiburan,” ucapnya.(azi/c)
