25 radar bogor

SMA Kornita Gandeng Sekolah Jepang

Foto: istimewa BELAJAR KE JEPANG: Para siswa SMA Kornita yang melakukan pertukaran pelajar atau ryugaku ke Jepang. Kerja sama sekolah ini dengan sekolah di Jepang sudah berlangsung selama tujuh tahun dan akan ditingkatkan terus ke depannya.

DRAMAGA–RADAR BOGOR, Dunia pendidikan saat ini harus mampu mem­bekali siswanya bersaing secara global. Karena itu, tak jarang sekolah-sekolah melakukan kerja sama dengan sekolah di luar negeri untuk mem­permu­dah siswanya melakukan pertu­karan pelajar atau mengi­kuti program-program lainnya.

Seperti SMA Kornita-IPB yang sejak 2011 aktif mengikuti program-program kerja sama dengan Sakado Senior Highschool yang didirikan University of Tsukuba di Jepang. Menurut koordinator kerja sama SMA Kornita-IPB, Irma Silvianti, kerja sama seperti ini dirasa sangat perlu dan penting dilakukan sekolahnya karena memberikan manfaat yang baik bagi siswa.

”Setidaknya memiliki sedikit pengalaman dan pelajaran dari negara lain selain Indonesia.Terlebih, Jepang saat ini adalah salah satu negara maju di dunia.Walaupun mungkin tidak semua yang bisa berangkat ke Jepang, tapi ketika orang-orang dari Jepang yang datang ke Indonesia, mereka bisa mempelajarinya,” bebernya.

Irma mengatakan, kerja sama ini bukan hanya siswa dan guru dari SMA Kornita-IPB yang bisa berangkat ke Jepang.Namun sesekali juga siswa dan guru dari Sakado Senior Highschool berkunjung ke SMA Kornita.

”Mereka biasanya memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan maupun negara­nya. Siswa dari Jepang bahkan diberi kesempa­tan untuk bersekolah di SMA Kornita selama setahun,” katanya.

Terdapat beberapa program yang dilakukan SMA Kornita dengan Sakado Senior High School. Yakni Asian Neighbor­hood Program, environmental education yang membahas ten­­tang kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.

super global highschool yang memungkinkan sis­wa mempe­roleh pengetahuan dan kemam­puan eksekutif de­ngan berparti­sipasi dalam praktik lapa­ngan di luar negeri, teru­tama negara-negara ASEAN. Ser­ta, penelitian di luar negeri.

”Setelah itu juga ada ryugaku atau pertukaran pelajar juga kikigaki yang merupakan metode mendengar dan menggali cerita mengenai pola hidup dan pemikiran narasum­ber melalui wawancara lalu ditulis dalam kalimat-kalimat, dan hasilnya dipresentasikan di Jepang,” beber Irma.

Selain itu, berdasarkan ketera­ngan Irma, tiga alumni SMA Kornita berhasil meraih beasiswa di Tsukuba University selama empat tahun. ”Saat ini mereka sudah jalan dua tahun kuliah di sana dengan jalur beasiswa,” katanya.

Siswa-siswa SMA Kornita yang mampu berangkat ke Jepang tidaklah melalui proses yang mudah. Tentunya melalui seleksi ketat. ”Mereka sangat antusias.

Jika kami mengumum­kan akan ada program ke Jepang, mereka berlomba-lomba mengikuti seleksi, tentu yang kami seleksi bukan hanya dari nilai akademiknya, tapi juga karakter, keseharian, serta jumlah absen pun sangat mempengaruhi,” tutur Irma.

Sekolahnya terus memper­tahan­kan hubungan kerja sama ini dengan cara menun­jukkan prestasi-prestasi baik dari siswa kepada sekolah di negara lain. ”Ke depan saya berharap SMA Kornita mampu mengem­bangkan kerja sama dengan se­kolah di negara se­lain Jepang. Dalam waktu dekat ini kami bah­kan akan menjalin kerja sama dengan Korea, dan Colum­bia Uni­versity,” harapnya.(cr1/c)