BOGOR–RADAR BOGOR,Tahun 2018 menjadi tahun politik bagi warga Bogor. Selain pemilihan wali kota (pilwalkot), juga digelar pemilihan bupati (pilbup).
Karena itu, masyarakat diimbau untuk turut berperan dalam mewujudkan demokrasi yang substantif.
”Salah satunya dengan menolak politik uang dan tidak terhasut politisasi isu SARA, karena itu menjadi salah satu titik rawan dalam pilkada,” ujar Ketua
Panwaslu Kota Bogor Yustinus Eliyas Mau dalam kegiatan Deklarasai Tolak dan Lawan Politik Uang dan Politisasi SARA di Hotel Pangrango, kemarin (14/2).
Dia juga mengingatkan, politik uang dapat berdampak bagi pemberi dan si penerima. Sebab, ada sanksi yang bisa dikenakan sesuai Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2016 tentang Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota dengan ancaman enam bulan hingga dua tahun penjara. ”Jadi pemilih juga jangan mudah menjual suaranya untuk
kepentingan para pemimpin dengan politik uang,” imbuhnya.
Sementara itu, calon petahana Bima Arya menyambut baik langkah yang dilakukan Panwaslu Kota Bogor. Menurut Bima, Pilwalkot Bogor mestinya menjadi ajang adu ide
dan program dari masing-masing paslon. Justru, kata dia, proses demokrasi akan tercoreng jika hanya lebih banyak membahas SARA. ”Sangat tidak pas memainkan isu
SARA dalam pilkada. Terpenting adalah beradu gagasan. Itu yang penting. Pilkada yang kita impikan adalah pilkada yang berbasis gagasan,” tegasnya.
Sementara, calon wali kota Bogor nomor urut 1, Achmat Ru’yat mengaku akan mengonsolidasikan tim pemenangannya. Tujuannya, untuk mengarahkan mereka mengikuti
aturan hukum positif. ”Sudah kami lakukan secara rutin, agar tim pemenangan mengikuti aturan hukum positif,” tukasnya.
Di sisi lain, calon wakil wali kota Bogor Sefwelly Gynanjar Djoyodiningrat yakin jika pihaknya akan menghindari politik uang dan opini-opini atau argumentasi
yang mengandung unsur SARA.
Calon wali kota Bogor nomor urut 4, Dadang Danubrata pun mengaku mendukung penuh program yang digagas Panwaslu Kota Bogor. ”Sebab, Pilwalkot Bogor harus bebas
dari isu SARA dan politik uang,” pungkasnya.(ded/c)