25 radar bogor

Pedagang Blok F Geruduk DPRD dan Balaikota

DEMO LAGI: Para pedagang Blok F Pasar Kebon Kembang kembali berunjuk rasa, kemarin (13/2).

BOGOR–RADAR BOGOR,Para pedagang Blok F Pasar Kebon Kembang kembali menggeruduk gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Balaikota Bogor, kemarin (13/2).
Bersama Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komsat Universitas Pakuan, mereka kembali menuntut revitalisasi.

“Pedagang dibuat bingung dengan edaran-edaran yang dibuat PD Pasar Pakuan Jaya terkait pembayaran sewa kios yang terus-menerus tanpa terjawab kapan revitalisasi,” kata Wakil Ketua II Eksternal PMII PK Universitas Pakuan Rachmat Hidayat.

Sejak Januari 2014 sampai Agustus 2014, kata Rachmat, pedagang telah ditarik pembayaran sewa kios oleh PD Pasar Pakuan Jaya (PPJ). Padahal, berdasarkan dokumen kerangka acuan kerja (KAK) yang dibuat, masa hak pakai pedagang baru berakhir Agustus 2014.

“Seharusnya, penarikan biaya sewa kios baru dapat dilakukan sejak September 2014 sampai dengan seterusnya. Pertanyaan­nya, atas dasar apa PDPPJ menarik biaya sewa kios kepada pedagang sejak Januari 2014–Agustus 2014?” paparnya.

Rachmat kembali menjelaskan, dalam notulen rapat 23 Mei 2017, PDPPJ dengan perwakilan pedagang menyepakati, terkait site plan akan disosialisasikan kepada pedagang, dan tempat penampungan sementara (TPS) sebelum pembangunan akan dibahas/dirundingkan terlebih dahulu dengan pedagang.

Namun, kata dia, faktanya tidak dilakukan, bahkan pemba­ngunan TPS terus dilanjutkan. “Pedagang sama sekali tidak mengetahui site plan revitalisasi pasar,” sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, para pedagang Blok F Pasar Kebon Kembang menolak site plan revitalisasi yang dipaparkan PDPPJ. Dalam pertemuan tertutup bersama PDPPJ, pengembang PT Mulyagiri KSO, PT Mayasari Baki Utama, pedagang menilai site plan belum sesuai kriteria yang mereka inginkan.

“Kami tetap menolak,” kata Ketua Paguyuban Blok F Pasar Kebon Kembang, Suryanto, 22 Januari lalu.

Toto, panggilannya, mengatakan, tuntutan 178 pedagang tidak banyak. Dalam hal ini site plan gedung tetap selandai sejajar dengan jalan raya pascarevitalisasi. Namun, dalam pertemuan itu, pengembang menawarkan peninggian tangga bangunan yang semula empat meter menjadi tiga meter.

Kepala Unit Pasar Kebon Kembang, Iwan Arif Budiman, menjelaskan, pengembang akan menerima usulan para pedagang. Salah satunya, mengurangi tangga yang semula 3 meter menjadi 2,5 meter. “Dikurangi 50 centi tetapi kalau kurang dari itu berat,” katanya usai bertemu perwakilan pedagang.

Selain revitalisasi, Pemerintah Kota Bogor juga akan melakukan pengecoran jalan setinggi 40 centimeter. Oleh karennya, jika kurang dari 2,5 meter, kata Iwan berisiko banjir. “Ketika diturunkan terus sampai sejajar jalan maka yang masuk bukan pengunjung, tapi air kota hujan,” jelas Iwan.

Menurut Iwan, siteplan sudah melaui tahapan. Misalnya amdal izin dengan instansi terkait. Blok F juga akan diapit jalan premium dan digodog sebagai salah satu contoh pasar SNI seperti di Jakarta dan belum dimiliki Jawa Barat.(don/c)