25 radar bogor

Mendidik Anak dengan Hati dan Cinta, Kurangi Komentar Negatif

Foto : SDIT Kaifa for Radar Bogor BERBAGI: Psikolog Retno Lelyani Dewi saat memaparkan tentang pola asuh anak.
Foto : SDIT Kaifa for Radar Bogor
BERBAGI: Psikolog Retno Lelyani Dewi saat memaparkan tentang pola asuh anak.

Belakangan marak penyiksaan dan kekerasan terhadap anak-anak. Yang memilukan, sebagiannya ada yang dilakukan orang terdekat yakni orang tua seperti ibu atau ayah. Lebih miris lagi, seorang ibu tega mengajak anaknya bunuh diri bersama-sama. Jika setelah menikah, pasangan suami istri berharap memiliki buah hati, lalu bagaimana bisa kekerasan terjadi dan dialami sebagian anak-anak?

Tak perlu jauh melihat kasus penganiayaan, penyekapan atau bunuh diri dengan anak-anak, sikap kasar orang tua dalam mendidik pun bisa menjadi bagian dari kekerasan terhadap anak.

Karenanya, menurut psikolog keluarga Retno Lelyani Dewi, mendidik buah hati harus dilakukan dengan hati dan cinta. Seperti apa mendidik dengan cinta itu?

Kata Retno, cinta adalah sebuah aksi atau kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain atau berupa pengorbanan diri, empati, perhatian dan kasih sayang. “Itu arti dalam KBBI.

Cinta juga membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut,” ujarnya dalam talk show yang digelar SDIT Kaifa dalam momen Hari Bersama Inklusif, Sabtu (3/2) lalu.

Lalu, bagaimana cara orang tua mencintai? “Jangan sampai, menuruti perkataan dan melakukan apa pun yang diinginkan anak, sehingga malah membuatnya manja,” tambahnya.

Menurut Retno, pertama orang tua harus memahami anak. Mulai dari fisiknya, emosi, kepribadian , sosial, kognitif dan lain-lain. “Peran orang tua sangat penting, anak itu bagaimana orang tuanya,” tegasnya.

Jika orang tua tidak tahu apalagi tak paham tentang fisik dan kepribadian anaknya, jangan harap mereka bisa mendidik dengan cinta.

“Ketika buah hati memasuki usia balig, misalnya, maka komunikasi yang dilakukan orang tua pun harus lebih intens,” ujarnya.

Lanjut psikolog dari Biro Psikolog Rumah Cinta ini, jika anak memiliki medsos, orang tuanya harus menjadi teman di medsosnya. “Kita harus berteman dengan anak di medsos sebagai sebuah pendekatan dan tahu perasaan serta pergaulannya,” tegasnya.

Cara mencintai yang kedua, kata Retno, dengan menumbuhkan cinta kasih dalam diri anak. Salah satunya, orang tua harus memberikan komentar positif pada anak. Sayang, kenyataan di masyarakat masih banyak orang tua yang memberikan komentar negatif dibandingkan positif.

Dari hasil penelitian Jack Canfield terhadap 100 anak, rata-rata anak menerima 460 komentar negatif dan hanya 75 komentar positif.

“Itu membuktikan pelitnya orang tua memberikan sesuatu yang positif, sehingga bagaimana cinta kasih dalam diri anak tumbuh. Karena itu, beri anak komentar-komentar positif dan kurangi komentar negatif,” jelasnya.

Jika anak selalu diberikan komentar negatif, dalam dirinya pun akan tumbuh perasaan benci, pesimistis, dan rendah diri. Berbeda dengan komentar positif seperti pujian, misalnya, anak akan tumbuh menjadi pribadi menyenangkan, penun cinta kasih dan optimistis.(pia)