25 radar bogor

Irigasi Tertutup, Petani Gagal Panen

ilustrasi
ilustrasi

CIGOMBONG–RADAR BOGOR, Megaproyek Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) terus menuai masalah. Salah satunya, sawah seluas 47 hek­tare milik para petani di Kampung Ciburuy, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigom­bong, tak terairi. Musababnya, saluran irigasi tertimbun tanah dari proyek tol tersebut.

Hal itu dikatakan salah se­orang petani, Ismet Abinin (40). Ia mengaku sudah tiga mu­sim gigit jari dengan kondisi kekeringan tersebut. Selain ala­mi gagal panen, jaringan air untuk menyirami sawah terputus.

“Gimana tidak gagal panen, untuk mengairi persawahannya saja saluran airnya tertutup tanah. Jadi, air tidak mengalir stabil,” aku Ismet kepada Radar Bogor, kemarin.

Masih kata dia, sumber air dari irigasi Desa Cisalada untuk mengairi sawah setiap hari ke persawahan Kampung Ciburuy, sudah lama tidak mengalir nor­mal. Pada akhir­nya, untuk me­nggarap sawah hanya me­ngan­­dalkan air sa­wah seadanya.

Padahal, lanjut Ismet, keluhan para petani sejak September 2017 lalu itu, sudah disampaikan ke pihak kecamatan.

Tapi tidak ditanggapi sedikit pun. Saking kesalnya, petani meminta agar difasilitasi me­ngenai tuntutan meminta ganti rugi selama tiga musim.

“Semua petani meminta ganti rugi selama tiga musim ke pihak pengusaha pengerjaan jalan tol, karena gagal panen akibat kekeringan,” bebernya lagi.

Sementara itu, Ketua LSM Advokasi Pekerja Indonesia Mandiri dan Sejahtra (Kapi­matra), Buchori mengatakan, sawah yang digarap petani ditanami padi sekitar 53 hektare. Dengan jumlah penggarap 100 orang yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Saling Asih.

Sedangkan kekeringan akibat gagal panen sekitar 47 hektare. “Jika petani bisa panen, akan menghasilkan gabah sekitar 282 ton per musim. Kalau tiga musim berarti bisa mencapai 846 ton gabah,” jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Camat Cigom­bong Basrowi mem­benarkan hal tersebut. Dalam pekan ini, pemerintah desa setempat akan memfasilitasi petani untuk bertemu pelak­sana proyek.

“Harapan kami harus ada solusinya seperti apa. Jangan ada pihak yang dirugikan. Para petani meminta nor­malisasi air, dan kompensasi terhadap tidak berfungsinya sawah mereka,” katanya.(dka/c)