25 radar bogor

Mengunjungi Hue, Ibu Kota Vietnam di Masa Lalu

FOTO-FOTO: REGINA FOR JAWA POS MEGAH: Di Imperial City, ada beberapa kompleks bangunan. Mulai tempat acara kenegaraan, tempat ibadah, hingga taman sebagai tempat bersantai kaisar.
FOTO-FOTO: REGINA FOR JAWA POS
MEGAH: Di Imperial City, ada beberapa kompleks bangunan. Mulai tempat acara kenegaraan, tempat ibadah, hingga taman sebagai tempat bersantai kaisar.

Berbeda dengan orang kebanyakan, Regina menjelajahi Kota Hue selama tiga hari sambil mengamati ragam arsitektur di sana. Hue merupakan ibu kota Vietnam selama masakejayaan dinasti Nguyen selama 150 tahun hingga 1945.

CUACA malam yang lumayan hangat saya rasakan ketika mendarat di Phu Bai Airport, Hue. Sangat berbeda dengan cuaca Kota Hanoi yang mencapai 16 derajat Celsius yang sebelumnya saya singgahi.

Hue, tanpa diragukan lagi, menjadi kota paling romantis dan puitis di Vietnam. Terutama kombinasi atmosfer Perfume River dan kemegahan arsitektur kuno dari Imperial Citadel. Kota tersebut berada di pinggiran Sungai Song Huong atau yang lebih dikenal sebagai Perfume River dengan beberapa jembatan yang membentang menyeberangi sungai.

Peninggalan sejarah masa kejayaan dinasti Nguyen yang berupa benteng serta kompleks istana masih terlihat di bagian utara Sungai Song Huong sebagai bagian dari kota tua. Beberapa monumen bersejarah seperti makam kaisar dan pagoda peninggalan dinasti Nguyen berhasil terjaga. Hue pun masuk situs sejarah UNESCO pada 1993.

Sementara itu, arsitektur peninggalan kolonial Prancis berada di sisi selatan sungai. Arsitektur itu termasuk bagian dari kota baru Hue yang menjadi kawasan komersial.

Ancient Imperial Citadel dicapai dengan berjalan kaki sekitar 25 menit, menyeberangi Jembatan Truong Tien menuju ke kota tua. Bila terlihat tembok benteng (citadel dari bahasa Prancis yang berarti benteng), kompleks Imperial Citadel tersebut sudah dekat.

Dinding batu 520 hektare mengelilingi Forbidden City. Dulu, kaisar dari dinasti Nguyen tinggal di sana bersama permaisuri dan keluarga terdekatnya.

Lokasinya yang berada di bagian utara sungai memiliki filosofi tersendiri. Penjaganya adalah bukit pasir The Coh Hen dan Con Da Vien alias naga di sebelah kiri dan harimau di sebelah kanan yang berfungsi melindungi kota dari roh jahat. Kompleks Citadel terdiri atas tiga lingkaran benteng. Yakni, Kinh Thanh Hue (Hue Capital Citadel), Hoang Thanh (Imperial City), dan Tu Cam Thanh (Forbidden Purple City).

Dibutuhkan waktu hampir seharian untuk mengunjungi Citadel. Benteng tersebut dibangun pada 1805 di bawah pemerintahan Kaisar Gia Long dan selesai pada 1832 di bawah kedaulatan Kaisar Minh Mang. Tembok benteng itu berfungsi sebagai pertahanan. Luasnya sekitar 10 km dengan tinggi 6 meter dan tebal 21 meter.

Ada sepuluh pintu masuk. Masing-masing dicapai melalui jembatan melengkung yang membentang di atas kanal yang dulu juga berfungsi sebagai perlindungan. Di situlah Flag Tower berada, dan persis di belakangnya merupakan pintu masuk utama untuk menuju ke Imperial City.

Akses menuju Imperial City dapat dilalui dengan empat pintu gerbang. Chua Ngo Mon atau yang dikenal sebagai Gerbang Noon hanya digunakan raja. Dari gerbang itu, para turis harus membeli tiket seharga 150 ribu dong untuk bisa masuk ke Citadel. Ada beberapa kompleks bangunan. Mulai tempat acara kenegaraan, tempat ibadah, kantor pemerintahan, hingga taman sebagai tempat bersantai kaisar.

Forbidden Purple City berada di dalam kompleks Imperial City dan merupakan tempat tinggal raja beserta keluarganya. Kompleks tersebut memiliki tujuh gerbang. Di dalamnya, terdapat istana raja, tempat kerja raja, tempat tinggal khusus permaisuri dan orang tua, dapur istana, serta ruang santai raja.

Selain kompleks istana, beberapa makam raja dan pagoda tempat ibadah menjadi tempat yang wajib dikunjungi ketika berada di Hue.(*)