GUNUNG SINDUR–Pemblokiran Jalan Raya Atma Asnawi oleh warga dan pelajar membuahkan hasil. Mereka kini bisa sedikit bernapas lega, sebab tak ada lagi truk pengangkut material tambang melintas sejak pagi hingga malam.
Truk hanya diperbolehkan memasuki Jalan Raya Atma Asnawi pada pukul 20.00-04.00 WIB setiap harinya. Saat siang hari, hanya boleh dilintasi Colt Diesel dengan beban muatan maksimal delapan ton. Selain itu, pihak quary (pertambangan) harus rutin merawat jalan dan melakukan penyiraman.
Meski demikian, mediasi antara warga, pengusaha, dan pemerintah tersebut berjalan alot. Bahkan sempat ditunda karena belum semuanya hadir. Pertemuan yang sejatinya dimulai pukul 07.00 WIB, baru berjalan pukul 09.00 WIB. Lalu ditunda dan kembali dilanjutkan pukul 13.00 WIB.
Warga dari empat desa dipertemukan dengan perwakilan pengusaha tambang, yakni PT Lotus SG, PT Lola Laut Timor, PT BSM, PT Musika, PT Holcim, PT Waskita dan PT Tarabatu. Empat jam bermediasi, akhirnya pihak perusahaan dan warga sepakat memenuhi tuntutan warga. Truk tronton hanya boleh melintas selepas Isa hingga menjelang waktu salat Subuh. ”Ini berlaku hingga Desember 2018,” ujar Camat Gunungsindur Yodi Ermaya.
Hal ini disambut sorak-sorai belasan warga saat mengikuti mediasi dengan pengusaha tambang, unsur Muspika Gunungsindur dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor di aula kantor kecamatan, kemarin (31/1).
”Alhamdulillah. Tidak ada lagi truk tambang yang melintas. Sekarang menunggu jalan diperbaiki,” ujar warga Desa Gunungsindur, Neni Nuraeni (28) kepada Radar Bogor.
Dalam mediasi tersebut, warga meminta perbaikan jalan serta larangan truk tronton melintas kembali saat pagi hingga malam. ”Kami menolak adanya truk tronton yang melintas,” tegas Ketua NU Kecamatan Gunungsindur Hasan Nurofi.
Sebelumnya diberitakan, 459 warga dari empat desa memblokir jalan dan menahan setiap truk tambang yang melintas, Minggu (28/1) lalu.
Warga datang dari empat desa yaitu Desa Gunung Sindur, Jampang, Pabuaran dan Curug di Kecamatan Gunung Sindur. Menggunakan sepeda motor dan sebagian lagi berjalan kaki, warga tiba di lokasi sejak pukul 07.00 WIB. Mereka memberhentikan setiap truk tambang yang melintas.
Pemblokiran jalan ini bukan tanpa alasan. Warga kesal dengan kondisi jalan di Gunung Sindur yang sudah sangat tidak layak. Ditambah banyaknya kecelakan yang terjadi lantaran pengemudi truk tambang. (all/c)