25 radar bogor

Target Salurkan KUR Rp352 Miliar

LAYANAN: Pegawai Bank BRI saat melayani nasabah di kantor cabang BRI Dewi Sartika, Kota Bogor.
LAYANAN: Pegawai Bank BRI saat melayani nasabah di kantor cabang BRI Dewi Sartika, Kota Bogor.

BOGOR–PT Bank Rakyat Indo­nesia (Persero) Tbk menyam­but positif penurunan bunga kredit usaha rakyat (KUR) menjadi 7 persen. Branch Manager BRI Dewi Sartika, Edi Prawaskito, mengatakan kebijakan yang baru tersebut dapat membantu pengusaha UMKM yang keku­rangan modal untuk mengakses layanan pinjaman dana.

”Sehingga, usaha yang dijalan­kan UMKM lebih maju dan sekaligus dapat membuka lapa­ngan kerja. Dampaknya bisa me­ngurangi pengangguran,” kata Edi kepada Radar Bogor, kemarin.

Dia berharap, dengan kebi­jakan tersebut, KUR yang disalurkan BRI Dewi Sartika akan meningkat dibandingkan 2017 lalu. Tahun ini, dia menar­­getkan mampu me­nyalurkan KUR sebanyak Rp352 miliar. Angka itu akan disalurkan di kabupaten dan Kota Bogor. Sedangkan tahun lalu, mampu menyerap dan menyalurkan dana untuk KUR sekitar Rp320 miliar.

Secara nasional, pada tahun ini plafon penyaluran KUR BRI naik hampir 10 persen. Pada 2017, plafon penyaluran KUR BRI mencapai 70 persen.
Belum lama ini, pemerintah melalui Kementerian Koor­dinator Bidang Perekonomian menetapkan rencana plafon total KUR 2018 menjadi Rp120 triliun. Pada 2017, target total KUR mencapai Rp106 triliun.

Besaran suku bunga KUR 2018 ditetapkan menjadi 7 persen. Adapun, subsidi bunga KUR mikro naik 1 persen dari 9,5 persen menjadi 10,5 persen, dan KUR ritel naik 1 persen dari 4,5 persen menjadi 5,5 persen, serta KUR penempatan TKI naik 2 persen dari 12 persen menjadi 14 persen.

Tak hanya itu, pemerintah juga mematok target minimum pe­nyalu­ran KUR di sektor produksi se­besar 50 persen dari total penya­luran KUR. Hingga 30 November tahun lalu, realisasi penyaluran KUR mencapai Rp91,3 triliun. Realisasi ini sudah mencakup 85,6 persen dari target tahun 2017. Kredit yang disalur­kan melalui KUR ini pun tergolong lancar.

Sementara rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL)-nya relatif rendah, sebesar 0,21 persen. KUR telah diterima oleh sekitar 4 juta debitur. Dari angka tersebut, masih didominasi skema KUR mikro 70,4 persen, diikuti oleh skema KUR ritel 29,3 persen, dan KUR TKI 0,3 persen. (mer/c)