25 radar bogor

Kepedulian Devi Mendirikan Rumah Baca

BELAJAR SAMBIL BERMAIN: Selain menyediakan beragam buku, Devi juga mengadakan program dongeng secara rutin untuk anak-anak di sekitar lingkungan rumahnya.
BELAJAR SAMBIL BERMAIN: Selain menyediakan beragam buku, Devi juga mengadakan program dongeng secara rutin untuk anak-anak di sekitar lingkungan rumahnya.

Berbagi tak melulu soal uang atau barang, bisa juga lewat ilmu. Kita bisa memanfaatkan apa saja yang dimiliki agar bisa bemanfaat untuk orang lain termasuk pembelajaran bagi anak agar bisa selalu peduli dengan lingkungan sekitar.

Tiga belas tahun bekerja di salah satu  bank swasta nasional, Devi Maharani memutuskan resign karena ingin fokus dengan keluarga. Devi tinggal di salah satu kompleks di daerah Bogor yang kebetulan di dekatnya ada perkampungan. Satu bulan berada di rumah, ia memperhatikan banyak anak yang sering lalu-lalang.

Didorong kepedulian dan rasa prihatin akan tempat bermain anak-anak yang semakin berkurang, membuat Devi semakin yakin untuk mendirikan rumah baca. Selain itu, Devi juga ingin mengajarkan anak-anaknya berbagi, tak hanya berbentuk uang atau barang tetapi bisa dengan memperbolehkan anak-anak bermain dan belajar di rumahnya.

Devi yang memang senang dengan anak-anak, mencoba berinteraksi langsung dan menanyakan apa yang mereka lakukan.Devi juga ingin agar anaknya bisa bersosialisasi dengan mereka tak hanya teman-teman satu kompleks.

”Saya ingin anak bisa berteman dengan semuanya, tetapi di bawah pengawasan saya, tanpa merendahkan satu dan lain hal karena yang membedakan hanya pola bermain,” tutur owner Rumah Baca Lobu Devi Maharani tersebut.

Devi memang sering membelikan buku untuk kedua anaknya. Ia memiliki lebih dari 900 koleksi buku, yang terdiri dari berbagai jenis seperti buku pelajaran, buku cerita dan lain-lain. Kemudian, terbesit di benaknya untuk mendirikan sebuah rumah baca agar buku-buku yang ada tetap bisa dimanfaatkan dengan baik.

“Anak saya tidak terlalu gemar membaca, tapi terbiasa membaca. Dari dulu memang sudah memiliki cita-cita ingin memiliki perpustakaan kecil di rumah yang tadinya untuk konsumsi keluarga agar imajinasi anak saya lebih baik,” ujarnya.  Ia juga menerapkan aturan untuk anak-anaknya, di mana, mereka akan diperbolehkan membeli mainan setelah dua kali membeli buku.

Pada 14 Februari 2015, Devi mendirikan Rumah Baca Lobu yang merupakan singkatan dari nama kedua anaknya, yaitu Loka Faza Himara dan Bumi Magani Abraar Himara. Rumah baca ini gratis dan terbuka untuk anak usia dua tahun sampai anak yang sudah kelas enam SD.

”Tujuannya, mengajak anak-anak di ling­kungan sekitar agar memiliki kegiatan alter­natif untuk tempat bermain sambil belajar.Karena ketika apa yang kita miliki bisa ber­manfaat untuk orang lain, itu memberikan kepuasan tersendiri,” tuturnya.

Bagi Devi, Rumah Baca Lobu sudah menjadi bagian dari hidupnya. Ia mengaku puas karena Rumah Baca Lobu bukan hanya untuk sarana belajar dirinya dan anak-anaknya.

Awalnya Rumah Baca Lobu ini dibuka setiap hari. Tapi karena Devi pun memiliki kegiatan lain, akhirnya ia buka saat weekend dan liburan sekolah. Uniknya, setiap anak yang datang akan diberi cap, jika cap sudah mencapai 10 akan diberikan hadiah alat tulis dan jika sudah meningkat akan diberikan peralatan lainnya untuk memotivasi.

Devi menuturkan bahwa pernah ada anak yang mengambil mainan anaknya. Tetapi Devi selalu memberikan pengertian kepada sang anak bahwa apa yang ada memang bagian dari risiko, jika ada yang hilang atau rusak.

”Itu merupakan sebuah pem­­bela­jaran untuk anak saya jika perilaku itu merupakan contoh yang tidak baik,” tuturnya.(rp3/c)