25 radar bogor

Deskia Rahayu,Tetap Ceria meski Kaki Diamputasi

TETAP SEMANGAT: Deskia Rahayu Putri (tengah) bersama ibundanya, Dina Mariyana, saat dikunjungi petugas puskemas kemarin (25/1).
TETAP SEMANGAT: Deskia Rahayu Putri (tengah) bersama ibundanya, Dina Mariyana, saat dikunjungi petugas puskemas kemarin (25/1).

Tak ada raut kesedihan di wajah Deskia Rahayu Putri (11). Begitu pun saat ditemui Radar Bogor di kediamannya kemarin (25/1). Siswa kelas 6 SDN Cilendek 1 Kota Bogor ini tetap ceria. Padahal, kakinya baru diamputasi lantaran penyakit tumor yang dideritanya.

Laporan: M. Aprian Romadhoni dan Nelvi Marwiyati

Sekitar pukul 14.00 WIB, kemarin (25/1), rumah Deskia di Jalan Raya Semplak depan Apotek Semplak RT 02/02, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, nampak ramai. Sejumlah petugas Puskesmas Semplak mendatangi rumah Deskia untuk mengecek kondisi gadis cilik yang baru diamputasi November 2017 lalu.

Ibunda Deskia, Dina Mariyana (31) mengatakan, peristiwa yang dialami anaknya bermula saat dia duduk di bangku kelas 2. Kala itu, putrinya terjatuh dan kakinya keseleo.

Karena nyeri selama beberapa hari, Dina memutuskan membawanya untuk dipijat. “Setelah itu keluar benjolan dan benjolannya membesar,” katanya kepada Radar Bogor.

Saat duduk kelas lima, Deskia dilarikan ke RSUD Kota Bogor. Hasil pemeriksaan medis dokter, menyebut Deskia terserang tumor. Melihat kondisi anaknya tersebut, Deskia dirujuk menuju RS Fatmawati, Jakarta. “Langsung dirujuk lagi ke RSCM. Ternyata, anak saya divonis dokter kanker stadium 4 dan harus kemoterapi 10 kali (siklus),” ujar Dina.

Setelah kemoterapi, ungkap Dina, benjolan itu perlahan mengecil. Tim medis mengevaluasi dengan mengecek ulang dari mulai CT scan, MRI, dan rontgen. Namun, selagi menunggu hasil keluar, benjolan di kaki kiri Deskia itu kian membesar. “Tumbuh lagi dan sejak tumbuh benjolannya Deskia enggak bisa jalan dan terus merasa kesakitan,” katanya.

Tim medis pun meningkatkan pereda nyeri. Setelah itu, dokter hematologi melimpahkan penanganan medis ke dokter ortopedi. Di sana, Deskia kembali harus mendengar keputusan pahit.

Kaki kirinya terpaksa harus diamputasi, untuk mencegah penyebaran kanker. “Tidak ada jalan lain, kemarin tanggal 11 November diamputasi,” ujarnya.

Penderitaan Deskia belum berakhir. Setelah dicek, penyakitnya telah menyebar hingga organ dalam paru-paru.

Cobaan pun seperti datang bertubi-tubi. Di tengah duka keluarganya, ternyata Dina harus merawat Deskia dan adiknya seorang diri. Demi membiayai kebutuhan sehari-hari, Dina bekerja serabutan.

Mulai buruh cuci, sampai memasak sebagai pembantu rumah tangga. Sebab, sang suami menghilang dan tak diketahui keberadaannya. “Dari Dina kecil sama adiknya, (suami) sudah tidak ada. Tidak pernah pulang, tidak tahu ke mana,” ungkapnya. Deskia kini membutuhkan uluran tangan para dermawan.

Deskia dikenal sebagai anak yang baik. Dina pun mengakui sang anak menjadi idola saat menjalani perawatan di RSCM, Jakarta. “Dia suka membantu perawat, padahal sedang sakit,” imbuhnya.

Tak hanya yang membuat Dina kagum, sang anak kuat menahan sakit. “Setelah selesai dioperasi saja anak saya kuat, makanya langsung dibawa ke ruang perawatan,” akunya.

Di tengah-tengah kondisinya, Deskia tetaplah ceria layaknya anak pada umumnya. Dia pun bermain seperti biasa bersama teman-temannya. “Aku mau main,” kata Deskia saat ditemui Radar Bogor.

Di tempat terpisah, Kepala SDN Cilendek 1, Yayat Ahmad Sudrajat, menuturkan pihak sekolah telah mengalang dana baik dari guru dan wali murid dua kalinya. Yayat mengatakan, Deskia memiliki kemauan yang kuat untuk bersekolah. Bahkan, usai diamputasi, Deskia tetap ingin sekolah.(/c)