25 radar bogor

Sugeng Teguh Santoso Calon Wawali Rp85 M, Bapaslon Pilwalkot Bebas Narkoba

ASPIRASI: Sugeng Teguh Santoso bersama Dadang Dhanubrata usai penyampaian aspirasi di DPC PDIP Kota BOgor kemarin.

BOGOR-Angka harta kekayaan seluruh bakal calon kepala daerah yang berta­rung di Pilwalkot Bogor kemarin telah tercantum pada laman pantau pilkada milik KPK. Teranyar, harta calon wakil wali kota Bogor Sugeng Teguh Santoso yang baru saja nongol di LHKPN KPK, adalah yang tertinggi di antara para kandidat kepala daerah se-Kota Bogor, bahkan Jawa Barat. Kekayaan pria berusia 51 tahun tersebut mencapai Rp85 miliar.

Fakta itu kemudian mengundang tanya, siapa pria yang kerap disapa STS tersebut? Sugeng tercatat sebagai sekretaris jenderal Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Peradi. Dia mulai aktif bergelut di dunia hukum Bogor sejak 2012 dengan menginisiasi lahirnya lembaga bantuan hukum (LBH) Keadilan Bogor Raya.

Kepada Radar Bogor, Sugeng menuturkan, kekayaan sebanyak itu, mayoritas merupakan harta tak bergerak. Yakni, tanah miliknya yang tersebar di Bogor, Jakarta, dan Jogjakarta. ”Saya punya 12 hektare tanah di Bogor, nilainya sekarang sudah tinggi, ada juga di Jogjakarta dan Jakarta,” ujarnya.

Tanah tersebut, kata dia, merupakan aset yang sudah dibelinya sejak puluhan tahun lalu dengan harga murah dan saat ini harganya mengalami peningkatan. Selain itu, profesinya sebagai advokat selama 27 tahun juga menambah pundi-pundi rupiah yang dimilikinya. ”Bagi klien yang kaya akan saya kenakan jasa hukum besar. Sementara mereka yang miskin dan tidak mampu serta terlanggar haknya mendapatkan layanan cuma-cuma,’’ tambahnya.

Namun, dia menegaskan, hampir 75 persen penghasilannya disimpan dalam bentuk aset tanah di beberapa lokasi. “Saya tidak suka mobil mewah, pakaian mewah, serta aksesori mewah. Bahkan, hobi saya murah meriah bermaslahat, yaitu bertani yang bisa memberikan sumber hidup buat petani lainnya,” pungkasnya.

Sementara itu, selain Sugeng, berdasarkan data kanal Pantau Pilkada 2018, LHKPN KPK, pendatang baru di dunia politik Dedie A Rachim menempati posisi kedua dengan kekayaan terbanyak. Total harta kekayaan pendamping Bima Arya di Pilwalkot Bogor itu Rp11,1 miliar. Dedie diketahui melaporkan harta kekayaannya pada 8 Januari 2018, dua hari sebelum mendaftar ke KPU sebagai peserta pilkada.

Di urutan ketiga ada ada sang petahana di Pilwalkot Bogor yakni Bima Arya Sugiarto. Total harta kekayaan Bima yakni Rp5,5 miliar, dilaporkan ke KPK pada 9 Januari 2018. Lalu pada urutan keempat ada Dadang Iskandar Danubrata, calon wali kota yang berpasangan dengan Sugeng Teguh Santoso. Dadang melaporkan harta kekayaannya pada 8 Januari 2018, sebesar Rp4 miliar.

Di bawah Dadang, ada calon wakil wali kota Bogor Zaenul Mutaqin dengan total kekayaan Rp3,4 miliar. Zaenul melaporkan harta kekayaannya pada 8 Januari 2018. Kekayaan Zaenul hanya beda tipis dengan pasangannya, Achmad Ru’yat, pesaing petahana Bima Arya pada Pilwalkot 2013 lalu. Ru’yat melaporkan harta kekayaannya pada 8 Januari 2018, sebesar Rp3,3 miliar.

Kemudian ada nama bakal calon wali kota Bogor dari jalur independen, Edgar Suratman. Edgar melaporkan harta kekayaannya pada 9 Januari 2018, senilai total Rp2,8 miliar. Di urutan paling buncit adalah pendamping Edgar Suratman di Pilwalkot Bogor, yakni Sefwelly Ginanjar Djoyo­diningrat. Sefwelly melaporkan LHKPN ke KPK pada 10 Januari 2018, dengan nilai kekayaan Rp887 juta.

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang mengatakan, KPK terus meng-update data LHKPN yang telah masuk secara online (melalui elhkpn.kpk.go.id) maupun secara offline (melalui pengiriman formulir LHKPN). Sehingga jika memang laporan tersebut baru diselesaikan para bakal calon, data-data yang terkirim akan segera tercantum di laman KPK.

”Pemimpin yang baik itu memenuhi kewajibannya dengan baik. Salah satu kewajibannya ialah melaporkan LHKPN sesuai dengan ketentuan,’’ tegasnya.

Di bagian lain, setelah melalui serangkaian pemeriksaan di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo, empat pasang bakal calon wali kota dan wakil wali kota Bogor periode 2018–2023, dipastikan lolos tes kesehatan. KPU Kota Bogor menyebut bahwa hasil pemeriksaan seluruh pasangan calon kepala daerah tersebut sehat jasmani dan rohani.

”Keputusan itu sesuai dengan hasil yang disampaikan Ikatan Dokter Indonesia (IDI),’’ ujar Ketua KPU Kota Bogor, Undang Suryatna kepada Radar Bogor kemarin.

Undang menjelaskan, tim pemeriksa kesehatan telah melakukan rapat pleno usai perumusan hasil pemeriksaan jasmani dan rohani para calon kepala daerah. Mereka juga dipastikan bebas penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.

”Semuanya memenuhi syarat. Baik jasmani dan rohani serta pemeriksaan bebas penyalahgunaan narkoba. Kesimpulan yang dibuat ini merupakan hasil pleno dari tim dokter yang melibatkan sejumlah ahli di bidangnya,’’ ujar Undang pada konferensi pers di kantornya, kemarin.

Dia menambahkan, empat pasangan calon kepala daerah dianggap memenuhi syarat dan dinyatakan mampu secara jasmani dan rohani, untuk melanjutkan tahapan pilkada serentak. Namun, Undang menolak permintaan pewarta terkait hasil pemeriksaan kesehatan secara detail. ”Itu rahasia masing-masing calon, kecuali ada hal lain yang menyebabkan harus dibuka (dibeberkan, red). Seluruh catatan rekam medis tetap berada di rumah sakit,’’ tegasnya.

Undang mengimbuh, bakal pasangan calon masih bisa mengganti pasangan hingga 30 hari sebelum pemungutan suara dilakukan, 27 Juni mendatang. Kebijakan penggantian itu berlaku jika setelah ditetapkan sebagai peserta atau calon wali kota dan wakil wali kota yang bersangkutan mengalami halangan tetap, seperti sakit parah atau meninggal dunia.

Tahapan selanjutnya, KPU akan melakukan rapat pleno hasil penelitian administrasi yang diserahkan keempat bapaslon. Kemudian, KPU memberi kesempatan bapaslon memperbaiki pada Kamis hingga Sabtu (18–20/1) nanti. Termasuk menyerahkan kekurangan jumlah dukungan dari calon perseorangan atau independen.

”Kita akan sampaikan lewat rapat pleno terbuka ke paslon atau bisa diwakili LO masing-masing besok (hari ini, red),’’ tutupnya.(ded/d)