25 radar bogor

Ketika Ibu Bekerja Dilema soal Anak

DILATIH MANDIRI: Balita yang diasuh dan ditangani Qarnaina Day Care saat mengikuti kegiatan bersama.
DILATIH MANDIRI: Balita yang diasuh dan ditangani Qarnaina Day Care saat mengikuti kegiatan bersama.

Sebagai wanita yang sudah berkeluarga namun memilih tetap bekerja, tentu dilema ketika harus meninggalkan buah hati di rumah. Solusinya, menitipkan anak di day care atau mempekerjakan pengasuh di rumah. Lalu, seperti apa gambaran dan kekurangan maupun kelebihan keduanya?

Fenomena keberadaan day care ditanggapi Kepala Biro Psikologi Rumah Cinta Retno Lelyani Dewi. Ia menuturkan bahwa day care hadir sejalan kebutuhan masyarakat, terutama para ibu yang harus bekerja karena saat ini asisten rumah tangga yang mumpuni sudah mulai sulit didapat.Sedangkan, baby sitter yang fokus mengurus anak tidak mau jika harus mengurus rumah, sehingga muncullah day care. “Jika day care dioptimalkan dapat membawa pengaruh positif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak,” tutur Retno.

Namun demikian, tumbuh kembang anak tentu akan lebih baik jika diasuh ibunya. Sementara, antara day care dengan pengasuh itu tergantung pada day care dan pengasuhnya. Jika program day care-nya holistik mencakup perkembangan fisik motorik, kognitif, emosi, dan sosial, maka stimulasi anak akan optimal. Dan, jika pengasuh memiliki kelebihan seperti mampu secara khusus memberikan stimulasi dan penguatan ke anak, hasilnya juga bisa lebih optimal dibandingkan stimulasi kelompok di day care.

Tetapi, ada ibu yang memilih menjaga anaknya sendiri. Hal tersebut memiliki kelebihan karena ada ikatan emosi anak dengan ibu. Jadi ibu yang memilih menjaga anaknya sendiri dan memberikan stimulasi ke anak akan mendapat hasil optimal bagi tumbuh kembang anak dan menambah ikatan emosi dengan anak jauh lebih baik.
“Anak yang secara emosional terpenuhi kebutuhannya, lebih mudah berempati dengan kesulitan orang lain dan mudah menolong,” tuturnya.

Kelebihan day care, kata Retno, karena pertama disediakan fasilitas permainan dan program kegiatan. Biasanya, per­kembangan bahasa dan kognitif anak lebih terstimulasi. Kedua, program yang ada memungkinkan anak memiliki pengalaman beragam, kemampuan sosialisasi anak lebih baik, kepercayaan diri meningkat dan kepemimpinan akan terasah. Ketiga, pengasuh di day care umumnya dapat tambahan ilmu atau pelatihan khusus tentang anak usia dini, sehingga bisa mengantisipasi masalah dengan lebih baik dan pengasuh di day care lebih dari satu, sehingga orang tua tidak kerepotan saat pengasuhnya tidak ada.

Kekurangannya, mahal pada biaya, orang tua harus mengantar-jemput anak, hingga risiko anak tertular penyakit saat berinteraksi dengan anak lain di day care tinggi. Di day care anak mungkin lebih mudah bersosialisasi, bahasa berkembang, kognitif terstimulasi, bahkan kepemimpinan akan terarah. “Sementara jika dengan pengasuh anak akan lebih mudah distimulasikan karena sifatnya personal, anak bisa berkembang dengan dirinya,” tuturnya.

Jika pun harus menitipkan anak di day care, orang tua harus ingat bahwa anak adalah amanah untuk orang tua, bukan amanah day care. Artinya, bertang­gung jawab atas pendidikan si buah hati adalah di orang tua. Jadi saat bersama anak harus diisi dengan berbagai kegiatan bersama yang memung­kin­kan anak terstimulasi fisik, moto­rik, sosial, emosi, dan keman­diriannya. “Jika sedang bersama anak banyaklah bermain bersama, memeragakan cerita, role play tentang kegiatan anak, dan mendongeng,” ujarnya.(rp3/c)