25 radar bogor

Bank Tetap Reguk Margin Bunga Tinggi

AKTIVITAS: Seorang petugas bank saat melayani nasabah.
AKTIVITAS: Seorang petugas bank saat melayani nasabah.

Meskipun tipis, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan tahun ini masih berpeluang tumbuh. Hingga Oktober lalu, ­rata-rata NIM perbankan di Indonesia mencapai 5,3 persen. Meski regulator dan bank sentral ingin suku bunga kredit bisa lebih murah, ­kemungkinan bank untuk mengambil untung lebih banyak ­tahun ini masih terbuka.

JAKARTA–Salah satu yang dapat mendorong NIM tetap bertengger di level positif adalah permintaan kredit. Jika bisa dijaga tinggi, pendapatan dari margin bunga masih bisa diandalkan.

Analis senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, NIM masih berpeluang naik. Sebab, pertumbuhan ekonomi tahun ini ditargetkan mencapai 5,2–5,4 persen, lebih baik daripada tahun lalu.

Membaiknya pertumbuhan ekonomi itu akan meningkatkan permintaan kredit. ”Tapi, bagaimana dampaknya ke NIM, tergantung pengelolaan manajemen risiko dari bank,’’ katanya kemarin.

Menurut Reza, selain NIM, yang terpenting bagi bank adalah spread dari suku bunga acuan ke suku bunga kredit. Tahun ini, BI diramalkan menahan suku bunga acuannya, kendati The Federal Reserve berencana menaikkan suku bunga acuan. Selama suku bunga BI-7DRRR tidak mengalami tren penurunan seperti tahun lalu, spread yang didapat cukup menguntungkan buat bank.

Deputi Komisioner Pe­nga­wasan Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Boedi Armanto menyatakan, rata-rata bunga kredit dari perbankan su­dah turun, mengikuti suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate (BI-7DRRR).

Sementara itu, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso Liem menuturkan, NIM BCA tahun ini akan dijaga di atas 5 persen. ’’Kalau penda­patan dari fee based income masih bisa tumbuh 11–12 persen,’’ ujarnya.

Pada Oktober 2017, NIM BCA mencapai 5,9 persen. Angka tersebut turun jika diban­dingkan dengan periode yang sama pada 2016, yaitu 7,03 persen.(rin/c18/sof)