25 radar bogor

Cara Polresta Bogor Kota Cegah Kenakalan Remaja, Genjot Sosialisasi Sekolah Ramah Anak

SOSIALISASI: Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya bersama dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fahrudin.
SOSIALISASI: Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya bersama dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fahrudin.

Kenakalan pelajar saat ini sungguh sangat memprihatinkan. Bahkan lebih menakutkan daripada preman di jalanan. Tak ingin kecolongan, jajaran Polresta Bogor Kota melakukan sosialisasi Sekolah Ramah Anak di SMK 3 Bogor, Jalan Pajajaran, kemarin (10/1).

Laporan: Meldrick

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya menjelaskan, sosialisasi ini berkaitan dengan komitmen sekolah untuk menekan angka kejahatan yang dilakukan anak muda, khususnya pelajar SMA/ SMK di Kota Bogor.

“Maraknya kasus tawuran pelajar tentu harus diantisipasi. Caranya bisa melalui komunikasi antara pihak kepolisian dengan sekolah,” ujarnya.

Menurut dia, sosialisasi Sekolah Ramah Anak lebih menekankan kepada upaya pencegahan. Dengan harapan, para pelajar bisa menyalurkan energinya ke hal-hal yang lebih positif. “Salah satunya bisa melalui beragam kegiatan ekstrakurikuler,” imbuhnya.

Selain pencegahan, pembinaan dan penindakan juga terus dilakukan. Pihaknya tak segan menindak para pelajar yang terlibat dalam aksi tawuran antarkelompok.
“Kita cegah aksi balapan liar, pergaulan bebas maupun penyalahgunaan narkotika yang akhir-akhir ini terjadi peningkatan serius di wilayah Kota Bogor,” ungkapnya.

Kemudian, peningkatan peran serta anak dalam mencegah kekerasan yang rentan terjadi pada diri anak. Sehingga, anak mampu melaporkan apabila terjadi tawuran atau kekerasan di lingkungannya.

“Dan yang tak kalah pentingnya adalah keterlibatan sekolah dalam menciptakan suasana yang menyenangkan di lingkungan sekolah,” jelasnya.
Pihaknya juga secara berkesinambungan meminta satuan di wilayah berupaya untuk melakukan pembinaan dan penyuluhan. Baik di sekolah maupun di tempat-tempat lainya secara berkelanjutan.

“Jangan sampai nongkrong malam itu menjadi budaya. Itu harus terus disosialisasikan kepada para siswa,” pungkasnya. (cr2/c)