25 radar bogor

Rancang SMA Terbuka

BANDUNG–Pemprov Jabar melalui Dinas Pendi­dikan Jabar membuat terob­osan dengan meran­cang program SMA Terbu­ka (SMAT) dan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) pada SMK. Program ini khusus menam­pung calon peserta didik yang tidak mampu melan­jutkan pendidikan ke SMA dan SMK.

Dasar hukumnya ter­tuang dalam Permen­dikbud No 119 Tahun 2014 dan Peraturan Gubernur No. 16 Tahun 2017 tentang Penye­lenggaraan Pendidi­kan Jarak Jauh Jenjang Pendi­dikan Dasar dan Menengah.

Kepala Dinas Pendidikan Jabar Ahmad Hadadi mengatakan, penerimaan peserta didik baru (PPDB) program SMAT dan PJJ pada SMK ini baru dibuka setelah PPDB reguler usai. Calon peserta didik dapat mendaftar ke sekolah induk yang tersedia hingga 908 sekolah. Jumlah itu terdiri dari 600 SMA dan 308 SMK.

Pem­be­lajaran pun dibed­akan dengan sekolah reguler. Pembelajaran me­manfaatkan media digital yang dapat diakses melalui jaringan internet. ”Saat ini, pembelajaran yang diikuti oleh 32.360 peserta didik telah berjalan selama satu semester,” katanya. Para peserta didik itu terdiri dari 20.386 orang (63,4 persen) di SMAT dan 11.786 orang (36,6 persen) di PJJ pada SMK.

Dalam grand design penge­lolaan pendidikan menengah dan khusus di Jawa Barat disebutkan prioritas akses pendidikan bagi semua. Pada 2016, angka partisipasi kasar (APK) sekolah menengah di Jawa Barat berada pada angka 76,62. Angka ini berada di bawah APK sekolah menengah nasional.

Pada 2020, Pemprov Jabar menargetkan APK sekolah menengah ini akan menja­di 100 persen. Sedangkan kota/ kabupaten yang telah mencapai 100 persen antara lain Bogor, Bandung, dan Cimahi. Sementara yang masih berada di bawah rata-rata adalah Kabupaten Garut (51,19 persen) dan Kabupaten Cianjur (51,58 persen).(dis)