25 radar bogor

PKS-Gerindra Pecah Kongsi

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon bersama pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Bogor, Ade Yasin-Iwan Setiawan
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon bersama pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Bogor, Ade Yasin-Iwan Setiawan (sofyansah/Radar Bogor)

BOGOR–Persekutuan Partai Gerindra-Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pecah di pilkada Kabu­paten Bogor. Kabar teranyar, PKS meninggalkan Gerin­dra dan bergabung dengan koalisi Partai Golkar mengusung pasangan Ade Ruhandi-Inggrid Kansil.

Sejumlah pihak menilai sikap PKS sebagai ancaman bagi koalisi Gerindra-PPP. Wakil direktur tim pemenangan bakal pasangan calon (bapaslon) Ade Yasin-Iwan Setiawan, David Rizar Nugroho, mengaku tak khawatir dan siap menghadapi koalisi partai lain yang sudah terbentuk.

”Informasinya begitu (PKS merapat ke Golkar, red). Tetapi, setiap partai kan memiliki hak politiknya masing-masing. Jadi, kami tekadkan poros PPP-Gerindra dan PKB,’’ ujarnya.

Soal ini, PKS masih belum mau buka-bukaan. Ketika dikonfirmasi, Ketua DPD PKS Kabupaten Bogor, KH Agus Salim mengatakan keputusan rekomendasi dukungan masih dalam proses di tingkat dewan pimpinan pusat. ”Tunggu saja, kami akan ke DPP,’’ tuturnya.

Pengamat politik Yusfitriadi menilai kondisi ini sebagai cerminan konstelasi pilkada Jawa Barat yang dinamis dan cenderung memainkan model zig-zag. Artinya, koalisi di tingkat elite pusat, provinsi dan turunannya yakni kota/kabupaten, tidak linier. Ini, menurutnya, bisa sangat merugikan para pemilik suara di pilkada serentak.

”Calon pemilih bisa-bisa dibuat bingung dengan model kampanye yang bakal diterapkan partai politik pengusung calon kepala daerah,’’ ungkapnya kepada Radar Bogor.

Yus –sapaan Yusfitriadi- meyakini koalisi zig-zag bakal menuai kendala jangka pendek maupun jangka panjang. Itu bisa berimplikasi pada raihan suara. Masalah jangka pendek, pasangan calon di tingkat kabupaten/kota kesulitan ketika harus mengampanyekan pasangan calon yang diusung partai politik di tingkat provinsi. ”Bukan tidak mungkin akan sangat memengaruhi pemilih untuk mengorbankan salah satu pasangan calon di pilkada provinsi atau pilkada kabupaten/kota,’’ ungkapnya.

Sebagai contoh, poros koalisi parpol pengusung Ade Yasin (PPP) dan Iwan Setiawan (Gerindra), berbeda dengan poros koalisi pengusung pasangan di Pilgub Jabar. Di tingkat provinsi, PPP mengusung Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum, sementara Gerindra mengusung Sudrajat dan Syaikhu (PKS).

Ketika digelar kampanye pemilihan gubernur Jawa Barat di Kabupaten Bogor, Ade Yasin sebagai kader PPP akan mengampanyekan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum. Sedangkan Iwan Setiawan akan mengampanyekan Sudrajat dan Syaikhu. Sementara koalisi di Kabupaten Bogor, PKS (partai pengusung Syaikhu) adalah lawan dari pasangan Ade Yasin-Iwan Setiawan.

”Jelas secara psikologis akan memengaruhi pemilih dan ada yang dikorbankan. Misalnya, Ade Yasin dan Iwan akan skeptis dengan Pilgub Jabar, dan yang penting memenangkan diri mereka sendiri di Pilbup Bogor,’’ bebernya.

Sementara itu, Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy memastikan struktur partai PPP sudah sangat mengerti bahwa pilkada adalah soal figur dan bukan tentang partai. Sehingga siapa yang diusung adalah yang lebih utama ketimbang siapa partai pengusungnya.

Senada, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyebut koalisi zig-zag tidak menjadi masalah. Sebab, menurutnya, tidak semua tingkatan koalisi bisa sama.

”Bagi kader Bogor, tentu di Kabupaten Bogor agar dimenangkan dahulu. Kemudian masing-masing tinggal bagaimana memilah untuk yang terkait di provinsi. Saya kira wajar dan nanti tinggal saling perhatian,” pungkasnya.

Di bagian lain, Partai Golkar Kabupaten Bogor mulai kebanjiran dukungan. Selain PKS, Partai Nasdem kemarin telah memantapkan posisi mengusung Ade Ruhandi-Inggrid Maria Palupi Kansil.

”Alhamdulillah, saya berterima kasih kepada Albert (Ketua DPD Nasdem Kabupaten Bogor, red) dan Partai Nasdem yang sudah mendukung saya menjadi bupati Bogor,’’ ujar pria yang akrab disapa Jaro Ade itu, setelah mendatangi kantor DPD Nasdem Kabupaten Bogor, bersama sejumlah kader Golkar, Demokrat dan PKPI Kabupaten Bogor, kemarin.

Jaro Ade mengaku telah menerima surat keputusan rekomendasi yang ditandatangani langsung Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, dan Sekretaris Jenderal Nasdem Johnny G Plate. Dengan demikian, Partai Golkar, Demokrat, PAN, Nasdem, dan PKS bakal berhadapan dengan pasangan Ade Yasin-Iwan Setiawan yang diusung PPP dan Gerindra.

Pengurus DPP Nasdem sekaligus tim verifikasi Jawa Barat, Sondang Tarida Tampubolon menjelaskan bahwa keputusan Partai Nasdem mendukung pasangan Jaro Ade-Inggrid Kansil tentunya berdasarkan pertimbangan yang matang. Di antaranya, hasil survei yang menempatkan Jaro Ade di posisi paling tinggi mengalahkan pasangan calon lain. Di samping itu, komunikasi Jaro Ade dengan Nasdem terjalin sejak lama sehingga memudahkan dalam berdiskusi soal pembangunan Kabupaten Bogor ke depan.

”Apalagi, Jaro Ade juga sangat konsisten terjun ke masyarakat. Bisa dibilang Jaro Ade sudah teruji,” ujarnya.

Hari ini, rencananya akan dilakukan deklarasi pasangan Jaro Ade-Inggrid Kansil di kantor DPD Golkar Kabupaten Bogor. Setelah deklarasi dan pembacaan pernyataan dukungan dari partai pengusung, pasangan Jaro Ade-Inggrid Kansil akan diantar menuju KPU Kabupaten Bogor untuk mendaftar sebagai pasangan calon bupati dan wakil bupati Bogor 2018.(ded/rp2/d)