25 radar bogor

Petahana Kuasai Basis Massa

Petahana Kuasai Basis Massa
Petahana Kuasai Basis Massa

BOGOR–Tak percuma Bima Arya sempat ”men­jabat’’ sebagai pengamat politik di lem­baga Charta Politika. Sang petahana di Pilwalkot Bo­gor itu kini kembali di atas angin. Bima ber­sama bakal calon pasangannya, Dedie A Rachim, kemarin ikut kebagian obral surat keputusan (SK) dari Partai Golkar.

”Ya, sekarang (kemarin, red) sudah di DPP (Golkar). Langsung ke Bandung untuk SK dari Partai Nasdem,’’ kata Bima Arya kepada Radar Bogor kemarin (5/1).

Melihat konstelasi politik teranyar di Kota Hujan, besar kemungkinan hanya akan ada empat poros yang bertarung arena pilwalkot. Yaitu, poros petahana Bima Arya-Dedie A Rachim; poros Achmad Ru’yat-Zaenul Mutaqin; poros Dadang Iskandar Danubrata (belum menentukan bakal calon wakil); dan poros independen Edgar Suratman-Sefwelly Ginanjar Djoyodiningrat.

Lantas, bagaimana peta kekuatan keempat poros ini? Dengan dukungan dari Partai Golkar, pasangan Bima Arya-Dedie A Rachim kini mendapat dukungan 16 kursi parlemen. Di antaranya berasal dari Partai Amanat Nasional (PAN) sebanyak tiga kursi, Partai Demokrat lima kursi, Partai Golkar enam kursi, Partai Nasdem satu kursi, dan Partai Bulan Bintang (PBB) satu kursi.

Kekuatan partai pendukung petahana ini dinilai cukup besar untuk bisa memenangkan pilwalkot. Mengacu pada Pileg 2014, suara yang mereka peroleh cukup tinggi. Ini juga bisa menjadi prediksi basis suara pemilih Bima-Dedie di Pilwalkot Bogor 2018.

Semisal pada perolehan suara Partai Demokrat saat pileg lalu. Partai bintang Mercy itu mendapat 3.694 suara di Kecamatan Bogor Tengah, 5.500 di Kecamatan Bogor Timur, 7.331 suara di Kecamatan Bogor Selatan, 13.317 di Kecamatan Bogor Selatan, 11.263 suara di Kecamatan Tanahsareal, dan 5.978 suara di Kecamatan Bogor Utara. Total raihan suara Demokrat saat itu sebanyak 47.083 suara.

Sementara perolehan suara Partai Amanat Nasional (PAN) sebanyak 2.985 suara di Kecamatan Bogor Tengah, 3.805 suara di Kecamatan Bogor Timur, 5.235 suara di Kecamatan Bogor Selatan, 7.664 suara di Kecamatan Bogor Barat, 4.230 suara di Kecamatan Tanahsareal, dan 5.004 suara di Kecamatan Bogor Utara. Total raihan suara partai matahari terbit saat itu sebanyak 28.923 suara.

Kemudian, perolehan suara Partai Nasdem. Di Kecamatan Bogor Tengah meraih 1.220 suara, di Kecamatan Bogor Timur 1.387 suara, di Kecamatan Bogor Selatan 8.611 suara, di Kecamatan Bogor Barat 4.774, di Kecamatan Tanahsareal 2.662 suara, dan di Kecamatan Bogor Utara 3.210 suara. Total raihan suara PAN 21.864 suara.

Lalu, Partai Golkar, di Kecamatan Bogor Tengah sebanyak 7.278 suara, di Kecamatan Bogor Timur 4.105 suara, di Kecamatan Bogor Selatan 13.554 suara, di Kecamatan Bogor Barat 19.715 suara, di Kecamatan Tanahsareal 14.609 suara, dan di Kecamatan Bogor Utara 11.985 suara. Total raihan suara sebanyak 71.246 suara.

Sedangkan PBB, di Kecamatan Bogor Tengah 926 suara, di Kecamatan Bogor Timur 649 suara, di Kecamatan Bogor Selatan 2.663 suara, di Kecamatan Bogor Barat 1.870 suara, di Kecamatan Tanahsareal 8.209 suara, dan di Kecamatan Bogor Utara 3.168 suara. Total raihan suara PBB sebanyak 17.485 suara.

Pengamat politik Yusfitriadi berpendapat, kekuatan petahana juga berasal dari sejumlah basis massa yang berada di belakang para partai pendukung. Seperti struktur ASN/PNS, lembaga-lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, sebagian warga Muhammadiyah, serta kelima organisasi sayap Perempuan Amanat Nasional.

”Tapi, ini tidak akan bisa se-spesifik mungkin, karena akan banyak juga irisan-irisan basis. Namun, tentu mereka sudah bisa mengukur basis dominasi kekuatan di akar rumput. Misalnya, basis massa petahana, ya di antaranya struktur ASN,’’ kata ketua STKIP Muhammadiyah Bogor tersebut.

Kemudian pada poros Ahmad Ru’yat-Zaenul Mutaqin. Pasangan penantang berat petahana ini mengantongi dukungan dari PKS sebanyak lima kursi, PPP lima kursi, dan Gerindra enam kursi. Total dukungan parlemen sama dengan petahana, yakni 16 kursi.

”Pasangan ini juga memiliki basis massa di warga Nahdlatul Ulama (NU) dan kalangan pesantren, serta kelompok dan komunitas dakwah yang dibangun oleh PKS,’’ kata Yusfitriadi.

Sementara itu, meski belum memutuskan bakal calon pasangan di pilwalkot nanti, Dadang Iskandar Danubrata juga sudah mengantongi dukungan yang cukup untuk berkontestasi di pilwalkot ini. Bersama PDI Perjuangan yang mengantongi delapan kursi di parlemen, Hanura empat kursi, dan PKB satu kursi. Total dukungan 13 kursi. Sementara untuk basis massa, Yusfitriadi meyakini PDI Perjuangan mampu merebut suara masyarakat pinggiran Kota Bogor, nonmuslim, dan kelompok-kelompok masyarakat pekerja.

Sedangkan untuk bakal calon pasangan dari independen yakni Edgar Suratman-Sefwelly Ginanjar Djoyodiningrat, Yusfitriadi menyebut, basis massa dari komunitas seperti Kerukunan Warga Bogor, sejumlah lembaga pendidikan dan sebagian struktur ASN/PNS. Juga beberapa LSM, ormas, komunitas anak muda seperti HDCI dan kelompok-kelompok pengusaha muda yang melihat pada sosok Sefwelly.

Yus menambahkan, dalam upaya merebut simpati massa, PKS, Gerindra dan PAN akan banyak mengambil simpati kelompok Islam menengah ke atas. Misalnya, Muhammadiyah, kelompok mahasiswa Islam, kelompok-kelompok Islam yang relatif modern dan rasional. Adapun, PPP dan PKB akan cenderung merebut simpati massa kelompok-kelompok Islam tradisional, pesantren dan kelompok majelis taklim.

”Kelompok nasionalis yang modern kecenderungannya akan dekat dengan Partai Gerindra. Ini akan beririsan dengan PDIP yang juga mempunyai basis nasionalis tapi didominasi oleh nasionalis tradisional. Kelompok nasionalis yang modern, selain akan cenderung dengan Gerindra, juga mempunyai kecenderungan kepada Nasdem,’’ tukasnya.

Di bagian lain, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan pesan pada petahana saat memberikan SK Golkar kemarin. Airlangga menyebut pilkada serentak menjadi ajang unjuk demokrasi. Dia berharap agar demokrasi tersebut bisa ditunjukkan dalam pelaksanaan pilkada. ’’Saya menginginkan pilkada menjadi kompetisi yang sehat. Ada pertarungan politik yang diwarnai persahabatan,’’ kata menteri perindustrian itu.

Dia juga mengharapkan pilkada menjadi ajang kebangkitan Partai Golkar. Meski tidak berani memasang target, Airlangga merasa cukup senang karena partainya kini memiliki elektabilitas yang baik. ’’Hari ini Partai Golkar sudah 12 persen. Saya berharap, enam bulan ke depan bisa kembali ke 16 persen,’’ ujarnya.

Kepada para paslon, Airlangga juga menitipkan tiga program. Pertama, merealisasikan sembako murah untuk rakyat. Kedua, memperluas lapangan kerja. Ketiga, menyediakan rumah terjangkau untuk rakyat. ’’Rumah untuk rakyat bukan hanya harganya yang terjangkau. Aksesnya juga harus terjangkau,’’ ujarnya.(ded/jpg/d)