25 radar bogor

Inflasi Lebih Tinggi dari Tahun Lalu

JAKARTA–Inflasi sepanjang 2017 diperkirakan lebih landai dari target yang telah ditetapkan dalam APBN-P 2017, yaitu 4,3 persen. Meski demikian, inflasi diprediksi lebih tinggi daripada tahun lalu.

November lalu, besaran inflasi cukup rendah di angka 0,20 persen. Namun, pada Desember 2017, inflasi diprediksi agak tinggi di kisaran 0,4–0,5 persen. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira menuturkan, inflasi Desember berkisar 0,55–0,65 persen. ’’Sementara untuk inflasi pada 2017 atau full year, diperkirakan 3,42 persen atau lebih tinggi daripada inflasi 2016, yaitu 3,02 persen,’’ ujarnya.

Dia melanjutkan, ada beberapa faktor yang memengaruhi tingginya inflasi Desember. Salah satunya adalah faktor musiman. Yakni, naiknya permintaan selama liburan Natal dan tahun baru. Musim hujan juga membuat pasokan kebutuhan pokok seperti beras, telur, dan cabai terganggu. ’’Akibatnya, inflasi pangan atau volatile food lebih tinggi daripada bulan sebelumnya,’’ tuturnya.

Selain itu, kenaikan inflasi dipicu biaya transportasi yang meningkat karena tingginya permintaan saat liburan Natal. Baik transportasi darat maupun udara.

Tekanan juga terlihat dari sisi inflasi harga yang diatur pemerintah atau administered price. ’’Hal ini merupakan dampak dari naiknya BBM nonsubsidi serta kelangkaan elpiji 3 kg di beberapa daerah,’’ jelasnya.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, inflasi Desember 2017 berkisar 0,43 persen secara month-to-month (mtm). Senada dengan Bhima, Josua menuturkan, salah satu pendorong inflasi akhir tahun ini adalah volatile food. Harga beberapa komoditas pangan seperti daging ayam, telur, dan cabai merah naik seiring dengan permintaan menjelang Natal dan tahun baru. ”Meski demikian, harga beras cenderung stabil Desember lalu,’’ ucapnya. (ken/c18/sof)