25 radar bogor

Waspada, Kalah Pilkada Bisa Bikin Gila

SOSIALISASI: Panwaslu Kota Bogor mengumpulkan berbagai lapisan masyarakat agar dapat berpartisipasi sehingga tercipta pilkada yang jurdil, ilustrasi

BOGOR–Bagi para calon yang bertarung di pemilihan kepala daerah (pilkada) 2018 harus mempersiapkan mental jika tak terpilih sebagai pemenang. Sebab, calon yang gagal menang berpeluang mengalami gangguan psikologis.

Psikiater RS Marzoeki Mahdi, Lahargo Kembaren mengatakan, ada faktor utama yang menyebabkan orang yang kalah di pilkada mengalami gangguan mental. “Biasanya karena adanya ketidaksiapan mental dari si calon tersebut untuk menerima risiko apa pun,” ujarnya.

Dia menyebutkan gangguan kejiwaaan harus bisa dibedakan, antara orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). “Jadi, mereka yang mengalami stres berat dalam kehidupannya, seperti musibah bencana alam, kehilangan, masalah kehidupan, termasuk ke dalam ODMK. Sedangkan ODGJ, yaitu orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan,” papar Lahargo.

Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah ini, sambung Lahargo, antara lain, kemampuan mengatasi masalah yang perlu ditingkatkan (problem solving). Dia pun membagikan tips yang disebutnya 4A, yaitu avoid, alter, adapt, dan accept.

“Avoid itu mencoba menghindari masalah bila memungkinkan. Kalau alter, mengurangi beban masalah dengan melakukan prioritas penyelesaian masalah, delegasi, atau minta pertolongan orang lain dalam menyelesaikannya,” ungkapnya.

Lalu, adapt, yaitu mencoba beradaptasi dengan masalah yang sedang dihadapi dengan cara mengurangi waktu santai, meningkatkan intensitas penyelesaian masalah, dan mengurangi waktu tidur.

Sedangkan yang dimaksud accept adalah menerima dengan lapang dada bila memang masalah tersebut tidak bisa diselesaikan dengan baik. “Jadi, dengan manajamen stres yang baik, kita bisa mengatur waktu, olahraga, tidur cukup dan pola makan yang sehat. Ini akan sangat baik mencegah terjadinya ODMK dan ODGJ” jelasnya.

Selain itu yang tak kalah penting, jelas Lahargo, berkon­sultasi dengan profesional kesehatan jiwa seperti psikiater, psikolog, dokter umum, perawat jiwa, pekerja sosial, juga rohaniawan.

Mereka akan mem­bantu penyelesaian masalah kejiwaan yang dialami secara bertahap. “Jangan ragu-ragu mencari pertolongan bila kesehatan jiwa kita terganggu, karena kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik,” ucapnya.

Menurutnya, hindari stigma bahwa orang yang mengalami masalah atau gangguan jiwa adalah aib. Sebab, itu akan memperlambat proses pemulihan dari gangguan yang dialami.

Jika gangguan jiwa yang dialami cukup berat, seorang dokter ahli jiwa atau psikiater akan memberikan obat-obatan untuk mempercepat proses pemulihan. “Jangan ragu dan khawatir karena obat-obatan itu akan bekerja sesuai dengan indikasi yang sama seperti obat-obatan fisik yang lain,” tuturnya.

Lahargo menambahkan, pemulihan masalah atau gangguan jiwa membutuhkan waktu. Ikuti saran dan terus berkonsultasi selama masih diperlukan agar proses pemulihan bisa berjalan dengan baik.(wil/c)