25 radar bogor

Hotel Seputaran SSA Laris

RAMAH: PHRI mencatat hunian hotel di sekitaran SSA terus mengalami peningkatan.

Memasuki libur akhir tahun, okupansi hotel terus meningkat. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor mencatat, dominasi okupansi terjadi di hotel dekat Kebun Raya Bogor (KRB) dan Istana Bogor.

Ketua PHRI Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay mengatakan, tingkat okupansi yang mencapai 90 persen rata-rata adalah hotel berbintang tiga ke atas. Sebab, jika digeneralisasi, untuk hotel non-berbintang, Yuno mengaku belum mendapatkan datanya.

“Kayaknya trennya sekarang, tahun baru maupun enggak, hotel-hotel yang banyak diincar adalah di seputaran SSA. Sebab, ada jogging track dan taman yang jadi nilai jualnya. Kalau tahun baru, mungkin tambahannya acara internal hotel,” jelasnya.

Yuno mengatakan, peningkatan okupansi hotel di Kota Bogor sebenarnya sudah terjadi sejak Kamis (28/12). Namun, puncaknya baru terjadi pada Jumat (29/12) dan diperkirakan sampai Sabtu (30/12).

Kondisi ini baru akan menurun pada Senin (1/1/2018). Sebab pada Selasa (2/1/2018), sebagian besar warga sudah masuk sekolah ataupun kerja. Lebih lanjut ia mengatakan, di momen tahun baru, sudah menjadi kebiasaan bila hotel-hotel menaikkan harga, mulai 10–15 persen.

“Memang harga hotel beda-beda, kalau lagi surplus biasanya jor-joran berani buat promo dan sebagainya. Balik lagi ke kebijakan finansial masing-masing hotel,” bebernya.

PHRI mencatat, hotel di Kota Bogor kini mencapai 110, dengan 72 di antaranya sudah menjadi anggota PHRI. Saat ini, pertumbuhan hotel terbilang stagnan atau tidak bertambah signifikan.

“Sekarang hampir tidak ada hotel baru. Biasanya baru nampak fisiknya, tapi perizinannya sudah lama, mungkin sekitar 4–5 tahun yang lalu. Tapi kalau izinnya 2016-2017, hampir enggak ada,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, Shahlan Rasyidi menerangkan, saat libur panjang tahun baru, okupansi hotel meningkat 20 persen dibanding hari biasa. “Dari biasanya 70 persen di tiap hotel, sekarang rata-rata 90 persen,” tuturnya.

Menurut Shahlan, kondisi ini terjadi dari tahun ke tahun. Wisatawan pun telah memahami polanya sehingga tidak sedikit di antara mereka yang sudah mem-booking kamar hotel sejak sebulan sampai dua bulan lalu.Popularitas Kota Bogor di mata wisatawan bukan tanpa sebab.

Kata dia, kuliner yang bervariasi menjadi daya tarik utama para pelancong. “Kondisi ini ditunjang dengan pedestrian dan taman kota,” ujarnya. (wil/c)