25 radar bogor

Bidik THM Produksi Narkoba, BNN Kota Bogor Belum Dibentuk

RAZIA: Polisi bersama TNI dan Satpol PP Kota Bogor melakukan razia di empat tempat hiburan malam (THM) Kota Bogor.

BOGOR–Terus bertambahnya pengguna narkoba mengundang kekhawatiran berbagai pihak. Tak terkecuali Pemkot Bogor, yang berharap dapat segera dibentuk Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK).

Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat, saat Rapat Koordinasi Cipta Kondisi menyambut Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 bersama Polresta Bogor Kota, pengusaha hotel, kafe, dan tempat hiburan lainnya di ruang Paseban Sri Baduga, Balaikota, Kamis (28/12).

Menurut Ade, Pemkot Bogor telah mengusulkan segala persyaratannya ke BNN Pusat agar pembentukan BNNK bisa dipercepat. “Namun, hingga saat ini keinginan itu belum terwujud,” kata Ade.

Peredaran narkoba saat ini, kata Ade, perlu ditangani serius. Oleh karena itu, sambil menunggu hadir di Kota Bogor, BNK tetap harus ada dan terus berupaya meminimalisasi peredaran narkoba.

Ia mengaku khawatir dengan peredaran narkoba yang kini sangat luar biasa. Menurutnya, tempat hiburan malam saja kini sudah mutifungsi. Tidak sekadar menghibur pengunjung tetapi juga memproduksi narkoba. “Jadi dibuat dan dikonsumsi di situ. Tidak menutup kemungkinan hal ini bisa terjadi di Kota Bogor,” imbuhnya.

Permasalahan narkoba, sambung Ade, perlu adanya kesadaran dari semua pihak. Dengan begitu, Kota Bogor akan jauh lebih nyaman, aman dan sejahtera. Ade meyakini, para pengusaha hotel dan tempat hiburan ingin menjamin kenyamanan kepada para tamu.

“Yakinkan bahwa kenyamanan bukan karena narkoba, tetapi karena keramahan, cara penerimaan dan hal lainnya,” tuturnya.

Sementara itu, Kasat Narkoba Polresta Bogor Kota Kompol, Agah Sonjaya mengatakan, perayaan pergantian tahun bersamaan dengan liburan sekolah merupakan saat yang dinantikan oleh masyarakat.

“Hal-hal yang perlu diantisipasi adalah adanya potensi serangan teroris, kemacetan lalu lintas, bencana alam, stabilitas harga kebutuhan pokok, serta potensi konflik dalam kehidupan bermasyarakat terkait perayaan tahun baru,” katanya.

Lebih lanjut Agah mengatakan, Polri telah melaksanakan berbagai langkah preventif secara sinergis guna mencegah terjadinya permasalahan tersebut. Di antaranya, Operasi Lilin mulai 23 Desember 2017 sampai 1 Januari 2018.

“Operasi ini mengedepankan kegiatan preventif. Didukung kegiatan intelijen dan penegakan hukum yang melibatkan 342 personel Polri, 160 personel TNI, dan 452 personel instansi lainnya. Semoga kerja keras yang telah dilakukan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, pada perayaan tahun baru 2018 nanti tidak ada penutupan jalur. Terutama di jalur sistem satu arah (SSA). Diharapkan, perayaan tahun baru terpusat di satu titik saja sehingga tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas.

Ia mengimbau agar pengusaha hotel menentukan jumlah orang yang masuk ke Kota Bogor. Indikatornya dihitung dari jumlah tamu. “Para pengusaha hotel diharapkan dapat melaporkan ke PHRI tentang jumlah kamar yang terisi,” tuturnya.

Dengan demikian, kata Agah, Polri bisa memetakan berapa jumlah penduduk dan bagaimana cara bertindak dalam pengamanan tahun baru. Indikator kedua yakni jumlah kendaraan, yang akan dihitung oleh Satlantas.(wil/c)