25 radar bogor

Menanti Duet Deddy

PKS, Gerindra, dan Partai Amanat Nasional (PAN) resmi meng­umum­kan duet Mayjen (purn) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu untuk bertarung di Pilgub Jabar 2018.
PKS, Gerindra, dan Partai Amanat Nasional (PAN) resmi meng­umum­kan duet Mayjen (purn) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu untuk bertarung di Pilgub Jabar 2018. (ilustrasi)

BOGOR–Relasi koalisi PKS-Gerindra di Pilgub Jabar berakhir ’happy ending’. Ya, setelah sempat tarik ulur, bahkan terancam bubar. Kedua partai politik tersebut ternyata sepakat untuk kembali berkoalisi.

PKS, Gerindra, dan Partai Amanat Nasional (PAN) resmi meng­umum­kan duet Mayjen (purn) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu untuk bertarung di Pilgub Jabar 2018.

”Hari ini (kemarin, red) disepakati mendukung pasangan Sudrajat-Syaiku,” ujar Presiden PKS Sohibul Iman yang disambut gemuruh tepuk tangan ratusan kader di DPP PKS, Simatupang, Jakarta, Rabu (27/12).

Dia menambahkan, PKS juga sudah berbicara dengan Majelis Tinggi Partai Demokrat, terkait keputusan partainya. Sebab, sebelumnya kedua partai sempat menjalin koalisi dengan mengusung Deddy Mizwar serta Ahmad Syaikhu. ”Saya sudah bicara dengan Pak Amir Syamsuddin. Sebagai politikus senior beliau sangat dewasa dan memahami pilihan PKS,” katanya.

Koalisi di Pilgub Jabar, rupanya akan diikuti di daerah. Ketua DPC Gerindra Kota Bogor, Sopian Ali Agam mengaku sudah mendapatkan perintah dalam menentukan sikap di Pilwalkot Bogor.

Menurutnya, Gerindra-PKS sudah menjadi satu paket dan merupakan partai sekutu. “Sejak Januari sudah membangun komu­­nikasi di tiga partai (Gerindra, PKS dan PAN), saya sudah merangkainya, tinggal dibicarakan siapa pasangannya,” ujar Sopian kepada Radar Bogor.

Untuk format koalisi dengan petahana, secara detail akan melalui pembahasan yang lebih mendalam. “Lima provinsi telah disepakati, tinggal Jawa Timur (wakil gubernur), jelas linear ke wilayah baik ke kabupaten/kota,” ujarnya.

Termasuk komposisi F1 dan F2, PAN Kota Bogor sendiri sudah menghasilkan rapat pleno dengan mengusung kembali petahana Bima Arya untuk maju di Pilwalkot 2018. “Nanti kami bicarakan, yang jelas harus ada kesepahaman dulu,” ujarnya.

Selain format tiga partai sesuai dengan kesepahaman partai di tingkat elite, tidak menutup kemungkinan partai lain untuk bergabung. Semisal PBB, yang lebih dahulu menyatakan sikapnya. “Bisa PBB yang sudah mengusung petahana, induknya tetap Partai Gerindra, PKS, dan PAN,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPD PKS Kota Bogor, Atang Trisnanto menegaskan, kesepakatan politik yang dibangun hanya dikhususkan untuk pilgub di lima provinsi yang melaksanakan pilkada. “Jadi, bukan untuk pilwalkot dan pilbup, kecuali jika ada kese­pakatan lanjutan,” tuturnya.

Sejauh ini, instruksi DPP PKS, partai yang kini dipimpinnya tetap pada posisi bahwa PKS Kota Bogor diminta untuk membuat format koalisi yang menempatkan kader PKS sebagai salah satu calon kepala daerah baik F1 dan F2.

Ketua DPD PAN Kota Bogor Safrudin Bima juga masih menunggu instruksi terkait dengan adanya kesepahaman politik yang dibangun elite parpol.

Belum juga sehari dicampakkan PKS dan PAN, Demokrat kini sudah punya gandengan baru di Pilgub Jabar 2018. Partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut sepakat berkoalisi dengan Partai Golkar untuk Pilgub Jabar 2018.

Kesepakatan tersebut diambil beberapa jam sesudah Gerindra, PKS dan PAN memutuskan mengusung Mayjen (Purn) Sudrajat-Syaikhu melalui koalisi reuni. Pada momen yang sama, Dedi Mulyadi mendapat SK penugasan dari Golkar.

”Setelah salat Asar, terjadi komunikasi antara Demokrat dan Golkar, membangun kesepahaman dalam Pilgub Jabar 2018. Kami sepakat dengan Golkar, untuk bersama-sama mengarungi perpolitikan di Jabar,” kata Ketua DPD Demokrat Jabar, Irfan Suryanagara di Bebek Kaleyo, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Rabu (27/12).

Irfan menuturkan, koalisi ini belum membicarakan siapa yang menjadi cagub atau cawagub di Pilgub Jabar. Meskipun, Golkar sudah menugaskan Dedi Mulyadi sedangkan Demokrat memiliki kader Deddy Mizwar.

”Ini kerja sama aja. Yang jelas, calon yang sudah ada punya nama yang sama DM dan DMi. Terkait siapa cagubnya atau cawagubnya lihat pendaftaran nanti,” ungkap wakil ketua DPRD Jabar tersebut.

”Kesepakatan ini segera kami laporkan ke DPP untuk ditindaklanjuti,” sambungnya.

Ditemui di lokasi yang sama, Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi mengaku bersyukur satu jam setelah mendapatkan SK dari DPP Golkar dia langsung mendapatkan mitra koalisi. Ia mengibaratkan koalisi ini kisah cinta yang tertunda.

”Tadi sore DPP Golkar SK soal pengusungan balon cagub saya ditunjuk. Memberikan waktu sepekan, langsung saya bertemu dengan ketua DPD Demokrat merajut ’kisah cinta’ tentang Jabar yang tertunda. Akhirnya kami memiliki kesepakatan bersama maju di Pilgub Jabar,” tutur dia.

Dedi menuturkan, koalisi Golkar-Demokrat dinamai koalisi sejajar. Alasannya, Golkar dan Demokrat memiliki kesamaan partai nasionalis. ”Sejajar artinya tidak ada yang lebih tinggi, rendah, semuanya sama. Kami juga sama-sama partai nasionalis,” kata bupati Purwakarta itu.

Di tempat berbeda, Ketua DPD Golkar Kabupaten Bogor, Ade Ruhandi menyambut baik keputusan yang kembali mengusung Dedi Mulyadi menjadi cagub atau cawagub Jawa Barat periode 2018-2023. Penyerahan SK Partai Golkar tersebut langsung diberikan DPP Partai Golkar melalui Koordinator Pemenangan Pemilu Indonesia I Nusron Wahid.

“SK ini akan kami sosialisasikan langsung hingga ke seluruh pengurus partai di tingkat paling bawah. Semoga bisa semakin menyolidkan seluruh kader Partai Golkar di Jawa Barat,” ucap Jaro Ade.(ded/jp/c)