KLAPANUNGGAL-Pembangunan Masjid Besar Klapanunggal, tampaknya, tidak sesuai harapan. Hasilnya bahkan tidak sesuai dengan maket gambar awal yang disosialisasikan kepada warga. Alhasil, banyak yang menduga pembangunan masjid tersebut di-mark up oleh pemborongnya.
“Yang warga ketahui, sesuai gambar yang telah disosialisasikan memiliki menara, tapi kok bisa berubah gambarnya,” ucap salah satu pengurus Karang Taruna Kecamatan Klapanunggal, Dede Mulyana.
Ia menilai, perubahan rencana konstruksi bangunan masjid pada akhirnya menimbulkan pertanyaan besar di masyarakat. “Apakah mungkin, ada yang berani mark up dana masjid. Keterlaluan kalau sampai benar terjadi,” katanya.
Terlebih lagi, biaya pembangunan yang dianggarkan oleh pemerintah cukup besar. Yakni, mencapai lebih dari Rp2,5 miliar.
Terpisah, konsultan pengawas PT Hariara, Edwar menerangkan, perubahan rencana fisik bangunan masjid dilakukan lantaran menyesuaikan spek dari pemerintah. Hal itu terjadi karena penyesuaian anggaran.
“Kalau dana yang tersedia tak mencukupi, maka desain yang kami rencanakan di awal terpaksa harus diubah,” jelasnya.
Menurut Edwar, pengubahan perencanaan awal yang tertuang di dalam gambar merupakan hal biasa. Kondisi itu terjadi karena penyesuaian dengan kemampuan dana. “Gambar yang kami ajukan selalu mendekati kesempurnaan. Namun, jika dana tak mencukupi, harus dilakukan penyesuaian,” ucapnya.
Hingga kemarin, pekerjaan pembangunan proyek masjid besar yang dimulai awal Oktober itu masih belum mencapai 50 persen. Pemegang proyek, PT Belindo dianggap bermain mata dengan pemerintah sehingga rencana gambar dengan bentuk fisik bangunan masjid berubah.(azi/c)