25 radar bogor

PAN Lelah Dihajar Atas-Bawah

BOGOR–Mesin Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Bogor bisa-bisa rontok. Di satu sisi, PAN Kota Bogor dipaksa terus bekerja keras mencari perahu bagi sang putra mahkota, Bima Arya. Sementara di sisi lain, Bima Arya yang juga petahana disebut-sebut hanya mau maju bersama sosok dari kalangan birokrat.

Ketua DPD PAN Kota Bogor, Safrudin Bima adalah salah seorang yang paling sibuk melakukan lobi-lobi politik. Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan ”tensi’’ politik yang kian memanas, pasca-pengga­langan kekuatan melawan petahana. Safrudin memastikan, Bima Arya akan tetap membawa pen­damping dari hasil penja­ringan partai. ”Kami meyakini Bima Arya akan memilih satu dari empat figur yang mendaftar di DPD PAN,’’ ujar Safrudin kepada Radar Bogor.

Sementara partai sibuk me­nentukan langkah, para pengurus dibuat gerah dengan aksi lobi-lobi pihak di luar partai yang mencoba menjodohkan Bima Arya. Ketua Komite Pemenangan Pemilu Daerah (KPPD) PAN Kota Bogor, Mahakati menyebut aksi di luar partai itu sudah mengusik proses atau mekanisme internal DPD PAN. ”Jika ingin melakukan komunikasi dan berkoalisi, silakan, kami hormati itu. Tapi mohon dengan hormat semua pihak tidak mengusik DPD PAN,’’ ucapnya.

Selain itu, Mahakati juga meminta kepada semua pihak agar tidak mempersoalkan proses yang dilakukan KPPD DPD PAN dalam mencari pendamping untuk petahana.

”Karena itu sudah arahan pusat. Agak terlambat memang, tapi tidak apa-apa, masih ada waktu. Kami minta agar tidak berisik dengan langkah DPD PAN. Semua sedang proses dan kami tidak pernah memberikan harapan palsu,’’ tegasnya.

Mahakati kembali meminta semua parpol di Kota Hujan dapat menghargai mekanisme yang sedang ditempuh DPD PAN. Terlebih, masih ada waktu hingga 10 Januari 2018 untuk masa pendaftaran pasangan partai politik ke KPU. ”Satu dua hari ini atau selambat-lambatnya pekan depan kami sudah bisa menentukan sikap,” tukasnya.

Di bagian lain, kabar yang beredar di kalangan pewarta, petahana kini justru disibukkan dengan skenario-skenario politik bersama orang terdekat di luar PAN.

Pihak tersebutlah yang dikabarkan masih terus mencoba memasangkan sang petahana dengan figur dari kalangan birokrat. Di antara figur itu, Aim Halim Hermana dan Fetty Qondarsyah adalah yang santer disebut.

Pertanyaannya kemudian, bagaimana Bima Arya bisa maju dengan birokrat tanpa perahu partai? Karena sebagaimana diketahui, PAN hanya memiliki tiga kursi di DPRD Kota Bogor. Sedangkan syarat pengusungan calon kepala daerah di pilwalkot minimal sembilan kursi.

Kabarnya, Ketua DPC Gerindra Kota Bogor, Sopian Ali Agam adalah salah seorang yang pernah dilobi petahana. Sopian diminta memberi dukungan Gerindra, tanpa syarat.

Konon, permintaan petahana itu membuat suhu politik PAN dengan Gerindra memanas. Hal itu pula yang membuat Gerindra langsung tancap gas melawan petahana dengan menggandeng sekutu lama, PKS.

Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah (Bappda) Gerindra Kota Bogor, Pepen Firdaus tak membantah adanya pertemuan itu. ”Itu yang saya bilang, ’tidak mema­nusiakan’. Gerindra itu partai besar! Kursi cukup. Kalau ke situ (PAN), ketua DPC (Sopian, red) tidak akan menerima,” ujarnya.

Menurut Pepen, Gerindra memiliki marwah politik yang harus dijunjung tinggi. Sehingga partai besutan Prabowo Subianto itu tak sudi digadai jika hanya untuk digunakan sebagai kendaraan.(ded/d)