25 radar bogor

Gerindra Naksir Netty

BIDIK: Netty Prasetyani menjadi salah satu figur yang dibidik Partai Gerindra.

BIDIK: Netty Prasetyani menjadi salah satu figur yang dibidik Partai Gerindra.JAKARTA-Partai Gerindra percaya diri jika Partai Kea­dilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) akan merapat mengusung bakal calon gubernur Jawa Barat periode 2018-2023, Mayjend (Purn) Sudrajat. Meski diketahui, kedua partai tersebut ramai disebut telah bersepakat mengusung pasangan Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu bersama Partai Demokrat (PD).

Partai Gerindra mengklaim, pihaknya bersama PKS dan PAN telah mengerucutkan nama bakal calon (balon) wakil gubernur (wagub) Jawa Barat yang akan disandingkan bersama bakal calon gubernur (balongub) Mayjend (Purn) Sudrajat.

Politisi Partai Gerindra Sodik Mujahid mengatakan, ada lima balon wagub yang akan diusung dan diusulkan dari kedua partai koalisinya. Menurutnya, PKS menyum­bangkan tiga nama termasuk Ahmad Syaikhu, Netty Praset­yani, dan Haris Yuliana.

Sedangkan, PAN mengirim­kan dua nama yaitu Wali Kota Bog­or Bima Arya Sugiarto dan Desy Ratnasari. ”Kami harap PKS memberikan calon yang paling kuat untuk me­nang, apakah itu Pak Syaikhu, Bu Netty atau Pak Haris,” ungkap Sodik, kepada warta­wan, Selasa (19/12).

Menurut dia, Partai Gerindra naksir berat dengan Netty, istri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Pasalnya, Netty dinilai memiliki pengala­man yang cukup mum­puni, setelah selama dua periode men­dampingin suaminya me­mimpin Jawa Barat.

Namun, kata Sodik, Gerindra menyerahkan keputusan final kepada PKS dan tidak mau mencampuri urusan internal mereka.

Sedangkan terkait kubu PAN, Sodik melanjutkan, partai pimpinan Zulkifli Hasan itu menyerahkan kursi untuk balon cawagub kepada PKS.

Walaupun, kedua nama yang mereka usung bukanlah sembarang orang dan sudah terbukti memiliki kapasitas politik yang cukup mumpuni. Gerindra pun saat ini merasa sudah memiliki modal yang cukup untuk bertarung pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 walau hanya ber­koalisi dengan dua partai.

Sodik mengatakan, partainya belum tertarik untuk menambah koalisi meskipun Golkar dan PPP sudah mencabut dukungannya dari Ridwan Kamil. ”Tambahan kekuatan dari Golkar (dan PPP) akan bagus, tapi kami harus mengocok ulang soal calon wakil gubernur yang saat ini sudah mengerucut,” pungkas Sodik.(nas)