25 radar bogor

Prioritaskan Pengembangan Teknologi

Arif Satria
Arif Satria

BOGOR-Banyak program strategis yang akan dijalankan Rektor IPB terpilih, Arif Satria setelah dilantik kemarin. Ia menegaskan, langkah pertama yang akan dilakukan yakni mengedepankan pengem­bangan informasi teknologi (IT) di lingkungan kampus.

Dua hal yang menurutnya penting ditunjang kemajuan IT, yaitu untuk keperluan riset dan operasional manajemen. “IT ini darah dari manajemen modern. Kalau lemah, bubar semua karena zaman sudah berubah,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (14/12).

Kemudian, merealisasikan beberapa program unggulan lain pada tahun-tahun berikutnya. “Ketika tahun pertama beres aspek transportasi digital, tahun kedua, ketiga akan lebih ringan untuk banyak hal,” terangnya.

Ia menggagas salah satu metode baru, yakni mengundang para ketua OSIS terbaik di Indonesia menjadi calon mahasiswa IPB. “Bagian dari upaya mencetak pemimpin dan pelaku usaha baru dan seterusnya. Selama ini undangan hanya untuk lulusan terbaik, sekarang untuk ketua OSIS,” jelasnya.

Nantinya, dari seleksi ketua OSIS akan diberikan porsi maksimal 10 persen dari total keseluruhan. Artinya, akan ada sekitar 400 mahasiswa IPB yang merupakan jebolan ketua OSIS. “Insyaallah leadership-nya teruji. Kemudian dari sisi negosiasi, lobi, softskill-nya sudah mulai terasa. Program saya kan 2019, tapi saya berharap 2018 kalau belum terlambat akan segera saya berlakukan itu,” terangnya.

Selain itu, Arif juga menggagas program Tani Center, yaitu bentuk pelayanan terhadap para petani, nelayan, pelaku budidaya ikan, serta para peternak. Dari situ, nantinya para pelaku usaha itu bisa mendapatkan informasi ataupun solusi dari segala permasalahan yang merundung di bidangnya masing-masing.

“Kami harus memberikan pelayanan yang baik kepada mereka sehingga bisa mendapatkan akses untuk mendapatkan informasi serta solusi-solusi dari masalah yang mereka hadapi. Pintu masuk pelaku pelaku usaha, pelaku pertanian untuk bisa ke IPB,” paparnya.

Sementara itu, Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto menaruh harapan besar kepada penerusnya. Terlebih, mengenai program-program jangka panjang IPB. “Yang sangat penting adalah untuk menunaikan rencana jangka panjang IPB 2019-2045 dan program kerja yang sudah diajukan sebagai bagian dari program itu,” ujarnya.

Usulan rencana strategis 2019-2023 yang disampaikan oleh rektor terpilih diharapkan bisa memberi kebaikan pada IPB. Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Prima Gandhi mengharapkan, rektor terpilih dapat menjalankan amanah dengan jujur, ikhlas dan adil. Sebab, menurut dia, harga ketiga variabel itu sangat mahal.

“Berikan perlakuan adil kepada siapa pun, hindarkan pengkotakan ’orang dekat’ dan ‘orang segolongan’. Berikan reward dan punishment dengan kejujuran, ikhlas dan adil,” ujar Prima.

Hal lain yang harus dikem­bangkan, kata dia, kepemimpinan yang transformasional, bukan transaksional. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM IPB 2017, Panji Laksono menambahkan, fokus ke depan IPB jangan hanya pada riset dan pendidikan, tetapi ke arah entrepreneur dan meningkatkan hasil riset dan inovasinya. “Kalau dari sudut pandang mahasiswa lebih ke arah infrastruktur dan fasilitas,” kata Panji.

Sebab, menurutnya, persoalan fasilitas banyak dikeluhkan mahasiswa, terlebih dalam penjaringan aspirasi yang dilakukan BEM KM IPB. “Masalah fasilitas, infrastruktur, baik untuk penelitian yang di lapang maupun laboratorium dan lain sebagainya, itu yang utama sejauh ini,” kata dia.

Hal senada dikatakan Pringgo Kusuma. Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan itu mengatakan, IPB saat ini memerlukan perbaikan dalam hal fasilitas. Misalnya, jalan di kampus serta sulitnya air di toilet. “Kalau lagi kuliah di lantai 5 harus turun dulu ke lantai 2 atau 1 baru bisa dapat toilet yang ada airnya,” akunya. “Intinya, fasilitas­nya sih,” sambung Pringgo.(fik/c)