25 radar bogor

Siswa SMP Negeri 2 Citeureup Napak Tilas

SERIUS: Pelajar SMP Negeri 2 Citeureup saat napak tilas ke Taman Makam Pahlawan Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten Bogor.
SERIUS: Pelajar SMP Negeri 2 Citeureup saat napak tilas ke Taman Makam Pahlawan Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten Bogor.

CITEUREUP-SMP Negeri 2 Citeureup untuk ketiga kalinya napak tilas ke Taman Makam Pahlawan Pondok Rajeg pada 24-25 November lalu. Kegiatan tersebut dalam rangka Hari Pahlawan dan HUT PGRI dengan penuh nuansa perjuangan sebagai wahana pembinaan karakter.

Kepala SMP Negeri 2 Citeureup Yunam Fatma Wardani berharap, siswa dapat memaknai perjuangan para pahlawan. Tidak hanya ditegakkan pada sebuah monumen, namun harus terimplementasi pada karakter mereka sebagai penerus perjuangan bangsa.

”Saya berharap siswa mengenal lebih dekat jiwa patriot para pahlawan dan memaknai nilai juang para kesuma bangsa dalam mengabdi pada tanah air. Sehingga akan tertanam jiwa patriotis, nasionalis, dan menghargai jasa para pahlawan,” jelasnya.

Menurutnya, kegiatan ini juga sebagai bentuk penguatan karakter dalam rangka mendukung pilar pendidikan penguatan karakter pada Kurikulum 2013. Kegiatan bertema Guruku Pahlawanku ini, diikuti 138 peserta didik yang terdiri dari peserta Pramuka, pengurus OSIS, dan beberapa siswa kelas 9.

Kegiatan di bawah bimbingan Marpudin, Sugito dan Siti Nuraeni Jamil tersebut juga tidak sekadar datang, berkunjung, dan berdoa. Namun peserta diajak menapak tilas dengan berjalan kaki dari SMP Negeri 2 Citeureup di lembah Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, menuju TPU Pondok Rajeg Cibinong. Perjalanan dimulai Jumat, 24 November 2017 sejak pukul 21.00 WIB dan sampai ke TPU Pondok Rajeg Sabtu, 25 November pukul 06.30 WIB.

Wakasek Kesiswaan sekaligus pembimbing kegiatan, Marpudin mengatakan, kegiatan tersebut memberi kesempatan pada peserta didik untuk belajar mengenal dan memahami nilai-nilai kejuangan para pahlawan.

“Belajar tentang Sudirman tidak harus menjadi Sudirman, belajar tentang KH Ahmad Dahlan tidak harus menjadi KH Ahmad Dahlan, kebermaknaan perjuangan berada di tangan generasi bangsa,” tuturnya.

Dalam amanatnya saat renungan, Marpudin mengatakan jangan menunggu mulia untuk memulai, tapi memulailah untuk berkarya. ”Ubahlah kata-kata ’aku harap’ menjadi ’aku akan’. Sesuai amanat KH Ahmmad Dahlan bahwa perbuatan lebih bermakna daripada kata-kata,” jelasnya. Marpudin menambahkan, berkaitan dengan hari ulang tahun guru, guru bukanlah hanya seseorang yang mengajar di sekolah,

”Guru adalah beliau yang senantiasa hadir di setiap waktu, yang memberikan bimbingan, dan ajaran dalam hidupnya, yaitu orang tua. Biasakan melakukan salam, sapa, serta pelukan disertai permohonan maaf kepada orang tua kalian,” pesan Marpudin.(cr1/c)