25 radar bogor

Ridwan Kamil Siaga Satu

BANDUNG–Ridwan Kamil terancam ditinggalkan partai pendukung di Pilgub Jabar tahun depan. Penyebabnya, konvensi untuk pemilihan pendamping sang wali Kota Bandung itu ternyata memantik pertikaian.

Seperti diketahui, pria yang karib disapa Emil ini sudah men­dapatkan dukungan dari NasDem, PPP, PKB, dan Golkar. Na­mun, hingga saat ini, Emil masih kelimpungan menen­tukan calon wakil gubernur meski sudah disodorkan nama.

PPP menawarkan Uu Ruz­hanul Ulum sementara PKB memunculkan Syaiful Huda. Partai Golkar yang terakhir ikut bergabung dalam koalisi menunjuk kadernya Daniel Muttaqien.

Belakangan, Uu dan Daniel menjadi nama yang bersaing ketat memperebutkan kursi calon wakil gubernur. Namun, Emil yang tidak menunjukkan sikap tegas memilih salah satu di antara keduanya justru memun­culkan ide konvensi.

Ide itu mendapat tentangan dari PPP. Partai berlambang Kakbah tersebut bahkan me­ngancam menarik duku­ngannya. Ketua DPW PPP Jabar Ade Munawaroh Yasin menilai wacana konvensi  tidak relevan, bahkan bisa merusak jalinan koalisi yang sudah terbentuk antar-partai koalisi.

”Emil sebaiknya menge­depankan komunikasi,” ucapnya singkat saat ditemui usai me­nggelar pertemuan dengan Ketua DPW PKB Provinsi Jawa Barat Syaiful Huda dan Ketua DPW PPP Provinsi Jawa Barat Ade Muna­warih, di Hotel Papan­dayan, Bandung, Rabu (06/12).

PPP, ia sebut hanya akan mengusung Ridwan Kamil dengan catatan, Uu dipilih sebagai wakil. Hal itu meru­pakan bagian komitmen dan perjuangan partainya untuk memunculkan kader. Ade pun mempertanyakan arah koalisi yang diinginkan Ridwan Kamil yang justru membenturkannya dengan konvensi. Sampai saat ini, pertanyaan itu masih belum terjawab karena hambatan jalinan komunikasi.

“Saya sulit berkomunikasi dengan Emil. Mungkin karena kesibukannya sebagai wali kota. Tapi jika komunikasi sulit terlaksana, rasanya PPP akan berpikir ulang mengusung Ridwan Kamil,” tegasnya.

“Latar belakang apa yang dia (Ridwan Kamil) inginkan (dalam konvensi)? Apakah kedekatan atau metodologi survei? Kalau survei, Uu calon wakil gubernur tertinggi,” ia melanjutkan.
Sikap berbeda datang dari Partai Nasional Demokrat (Nas­Dem) dan PKB yang me­nyerahkan mekanisme pemil­ihan calon wakil gubernur kepada Ridwan Kamil.

Ketua DPW Partai NasDem Jabar Saan Mustopa menilai, bisa lebih meyakinkan Emil karena nanti akan melibatkan tokoh-tokoh Jawa Barat. ”Panelis di konvensi harus memiliki integritas yang baik agar penilaiannya objektif. Penguji tidak memiliki afiliasi dengan salah satu partai. Jangan sampai ada yang meragukan independensinya,” ujarnya.

Terkait peserta konvensi, Saan meminta dibatasi karena hanya dari partai pengusung, dalam hal ini yang meraih rekomendasi dari masing-masing pimpinan pusat.

Di tempat yang sama, Ketua DPW PKB Provinsi Jawa Barat syaiful Huda menyatakan, sebagai partai pengusung akan memberi keleluasaan kepada Ridwan Kamil untuk menen­tukan proses pemilihan calon wakil gubernur. ”Kami serahkan keputusannya ke Kang Emil,” katanya.

Dihubungi terpisah, kader Golkar yang menjadi salah satu calon pendamping Ridwan Kamil, Daniel Muttaqien me­ngaku, akan mengikuti setiap tahapan yang ditentukan partai koalisi.

Ia mengaku tak masalah dengan ide konvensi. Anggota DPR RI itu menilai, konvensi merupakan salah satu forum diskusi untuk mencari solusi yang terbaik dalam menentukan pasangan Ridwan Kamil. ”Saya akan mengikuti setiap tahapannya. Insya Allah siap,” ucapnya singkat.(bbb)