25 radar bogor

Korban Siklon Tropis Bertambah

EVAKUASI: Petugas gabungan terus mengevakuasi warga yang masih terjebak banjir di wilayah Pacitan, kemarin
EVAKUASI: Petugas gabungan terus mengevakuasi warga yang masih terjebak banjir di wilayah Pacitan, kemarin

JAKARTA–Dampak siklon tropis Cempaka di hari keempat semakin meluas. Pemerintah menghitung sebanyak 1,8 juta penduduk terdampak banjir dan longsor akibat siklon tropis ini. Korban jiwa juga bertambah jadi 19 orang dari beberapa lokasi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pada 28 November jumlah korban meninggal tercatat 15 orang. Kemudian, pada 29 November jumlah itu bertambah menjadi 19 orang.

’’Memang ada kecenderungan dampak siklon cempaka meluas,’’ tuturnya di Jakarta kemarin (29/11). Data yang dihimpun BNPB menyebutkan, sampai kemarin banjir masih merendam beberapa tempat. Seperti di Pacitan, Magetan, Wonogiri, Klaten, dan daerah lainnya.

Dia menjelaskan, dari 19 orang korban meninggal, 15 orang meninggal akibat longsor, dan empat lainnya karena banjir. Selain itu, banjir dan longsor telah merusak ribuan rumah, ribuan hektare lahan pertanian, dan sejumlah fasilitas publik terendam banjir.

’’Kerugian dan kerusakan ekonomi diperkirakan triliunan rupiah,’’ jelasnya. Sampai saat ini, pendataan dampak bencana akibat siklon Cempaka masih dilakukan masing-masing Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Di Wonogiri banjir meluas di 18 kecamatan. Kemudian di Pacitan, banjir menggenangi 13 desa di tiga kecamatan. Banjir di Pacitan ini membuat jalur selatan lumpuh total. Sementara itu, di Jogjakarta banjir menggenang di 84 titik, longsor di 93 titik, dan puting beliung di 116 titik.

Sutopo menjelaskan, siklon tropis Cempaka akan bergerak menjauhi wilayah Indonesia mulai besok (30/11). Meskipun siklon mulai menjauh, tetapi masih memberikan dampak hujan deras dan gelombang tinggi di wilayah Jawa dan Bali. Khususnya di bagian selatan wilayah Bali.

Untuk itu, Sutopo mengimbau masyarakat tetap meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman banjir, longsor, dan puting beliung. Sementara itu, kemarin pagi digelar rapat lintas kementerian dan lembaga terkait penanganan banjir dan longsor akibat siklon tropis. Rapat ini dipimpin oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani.

Dalam rapat Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan, selain siklon tropis Cempaka, masih ada siklon baru yang kemungkinan akan lahir di wilayah Samudera HIndia. Siklon yang belum dinamai itu, kata Willem, juga akan memengaruhi kawasan selatan Jawa. Menurutnya, berdasarkan laporan dari BMKG itu, bibit siklon itu akan terus membesar.

Kepala BMKG Stasiun Dramaga, Budi Suhardi menjamin siklon tropis itu tidak akan berpengaruh pada cuaca di Bogor. Adanya siklon tropis Cempaka di wilayah perairan sebelah selatan Jawa Tengah hanya berpengaruh pada pola cuaca di sekitar lintasannya.

Selain hujan lebat, potensi angin kencang hingga 30 knot juga terjadi di wilayah Kepulauan Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta.

Hasil prakiraannya, hari ini Bogor berpotensi terjadi hujan disertai petir dan angin kencang pada siang hingga malam hari. Pada pagi hari akan terjadi hujan ringan, yang kemudian berganti pada berawan dari siang hingga sore hari. “Dini hari hujan ringan dengan kelembapan udara 60–98 persen dan suhu 23–31 derajat Celsius,” ungkapnya.

Ia memprakirakan bahwa puncak musim hujan di Kota Bogor akan terjadi pada Januari hingga Februari 2018 mendatang. Pada puncak hujan tersebut, intensitas hujan masuk dalam kategori sangat lebat, yakni di atas 100 mm/hari atau di atas 20,0 mm/jam. ”Intensitas hujan sebanyak itu masuk dalam kriteria curah hujan ekstrem,” ujarnya.(rp1/jp/c)