25 radar bogor

Memasuki Hujan Ekstrem

LUMPUH: Hujan mengakibatkan banjir pada jalur kereta api pada lintasan Tanggulangin-Porong, Sidoarjo, kemarin.
LUMPUH: Hujan mengakibatkan banjir pada jalur kereta api pada lintasan Tanggulangin-Porong, Sidoarjo, kemarin.

BOGOR–Beberapa hari terakhir Bogor diguyur hujan. Masyarakat harus mulai waspada saat peralihan musim seperti saat ini. Kepala Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimato logi Dramaga Bogor, Budi Suhardi mengatakan, puncak musim hujan di Bogor akan terjadi Januari hingga Februari 2018.

Intensitasnya, kata dia, kategori sangat lebat yakni di atas 100 mm/hari atau di atas 20,0 mm/jam. “Masuk dalam kriteria curah hujan ekstrem,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (27/11). Budi mengatakan, curah hujan ekstrem akan banyak disertai petir dan angin kencang.

Lebih lanjut ia mengatakan, wilayah Bogor dan sekitarnya sebenarnya bukan termasuk dalam zona musim. Sebab, hujan terjadi di sepanjang bulan selama setahun. Namun, pada musim hujan intensitasnya akan semakin meningkat dibanding kemarau.

Secara umum, sambung dia, prakiraan cuaca untuk wilayah Jabodetabek, khususnya Bogor, pagi hari cerah berawan. Antara siang dan sore hari berpotensi terjadi hujan sedang sampai lebat. Begitu pula malam harinya. “Suhu udara berkisar antara 20,4 sampai 33,9 derajat Celcius,” jelasnya.

Di sisi lain, kondisi tersebut rupanya menjadi perhatian serius Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor. Pasalnya, hingga kini sudah ada sebanyak 63 rumah yang ambruk lantaran terdampak bencana. Kepala BPBD Kota Bogor, Ganjar Gunawan mengatakan, jumlah tersebut tercatat di BPBD Kota Bogor sejak Januari 2017 hingga 9 November 2017.

Salah satu penyebab robohnya beberapa rumah warga itu, antara lain diterjang puting beliung. Faktor lainnya yakni strukur bangunan yang memang sudah rapuh. Sebab, ada beberapa di antaranya yang tergolong dalam rumah tidak layak huni (RTLH). “Tidak sedikit juga yang masuk dalam kategori RTLH tapi sudah ambruk duluan,” jelasnya.

Selain rumah ambruk, dalam periode yang sama pihaknya juga men catat sebanyak 151 kejadian longsor yang terjadi di enam kecamatan di Kota Bogor. Kondisi hujan juga tak hanya membuat ta nah longsor, melainkan banjir di beberapa titik. Menurut catatannya, sudah 26 kali Kota Bogor diterjang banjir di tahun ini.

Kejadian lainnya, pohon tumbang. Sudah sebanyak 77 kejadian pohon tumbang dengan dampak beraneka ragam. Yaitu, pohon itu tumbang menimpa rumah warga atau menutupi fasilitas umum maupun jalan raya.

Ganjar mengatakan bahwa ada pula kejadian bencana yang tak lepas dari kelalaian manusia, yaitu kebakaran. Tahun ini sudah terjadi sebanyak 58 kali kejadian kebakaran di permukiman warga maupun pertokoan.

Di tempat berbeda, curah hujan yang tinggi mengakibatkan timbulnya genangan air seperti yang terjadi pada petak jalur kereta api pada lintasan Tanggulangin-Porong, Sidoarjo. Air yang menggenangi rel KA, selama beberapa hari terakhir, hari ini mencapai ketinggian kurang lebih 40 cm.

Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Bagian Timur dan DAOP VIII PT KAI memutuskan untuk menutup petak jalur KA tersebut dikarenakan berpotensi terhadap keselamatan perjalanan kereta api.

”Ketinggian air tersebut dikhawatirkan dapat memengaruhi kestabilan tanah, melemahkan struktur badan jalan, dan berpotensi sebagai penyebab gangguan keselamatan perjalanan kereta api,” tutur Kepala Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Joice Hutajulu.

Sehingga tujuh perjalanan kereta api penumpang dan dua kereta barang, sementara waktu harus diberhentikan. Penumpang kemudian dialihkan dengan bus menuju tempat tujuan. ”Selain itu beberapa perjalanan kereta api lainnya dialihkan melalui lintas Blitar – Kertosono,” imbuhnya. (rp1/jp/d)