25 radar bogor

Erupsi Gunung Agung, Warga Bogor Tertahan di Bandara

MENUNGGU: Rombongan warga Bogor tertahan di Bandara Internasional Lombok karena erupsi Gunung Agung, tadi malam.(ISTIMEWA)

BOGOR–Erupsi Gunung Agung memengaruhi operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Kemarin pagi (27/1) bandara tersebut ditutup. Hal tersebut berdampak terhadap warga Bogor yang berada di Bali.

Salah seorang warga, Ridzki Rinanto Sigit (46) mengaku kecewa lantaran tidak bisa pulang ke Bogor. Padahal, dia sudah mendapatkan tiket penerbangan yang berangkat pada pukul 21.00 kemarin. “Saya juga tidak tahu ini refund atau gimana tiketnya,” keluhnya kepada Radar Bogor.

Ia mengatakan, pihak Angkasa Pura membatalkan ratusan jadwal penerbangan mulai pukul 07.00 kemarin sampai hari ini (28/11) pukul 07.00. Itu pun belum bisa dipastikan akan kembali ada jadwal penerbangan karena akan menyesuaikan kondisi cuaca yang terjadi.

Warga Bogor lainnya yang berkunjung ke Bali, Zul Fahmi (46) sempat merasakan bagaimana terganggunya perjalanan menuju Bali. Keberangkatannya dari Bandara Halim Perdanakusuma pada Minggu (26/11) pagi sempat delay ketika cuaca di Bali yang sempat terganggu.

“Delay-nya sampai empat jam. Semula harusnya berangkat jam 08.00, pesawatnya baru berangkat pukul 12.00,” jelasnya. Sama dengan Ridzki, kini Fahmi masih menunggu pemberitahuan dari Angkasa Pura mengenai operasional kembalinya penerbangan di Bandara Ngurah Rai Bali.

Sementara itu, warga Bogor yang juga aktivis lingkungan, Een Irawan merasa bersyukur karena perjalanannya ke Bali lancar. Ia berangkat pada Minggu (26/11) malam dari Bandara Halim Perdanakusuma sehingga tidak terkena delay.

“Alhamdulillah, lancar saat berangkat ke sana. Saya ada pertemuan di Nusa Dua Bali. Di sini juga kondisinya normalnormal saja,” ungkapnya. Ia berencana pulang ke Bogor di atas pukul 07.00 setelah Angkasa Pura mengumumkan kesiapannya untuk melakukan penerbangan kembali.

“Nunggu update jam 7 dari Angkasa Pura. Kami tunggu dulu sampai pukul 09.00, semoga saja sudah bisa beroperasional kembali,” kata Een. Namun, jika kondisi serupa berlanjut hingga siang hari, ia berniat menggunakan bus untuk pulang ke Bogor.

Klik Gambar untuk tampilan yang besar

Tak hanya mereka yang berada di Bali, warga Bogor yang berada di Lombok pun bernasib serupa. Pihak Travel Srikandi Bogor, Dita (28), yang ikut mengantar konsumennya ke Lombok, mengaku kesal. Pasalnya, jadwal kepulangannya menuju Bogor pukul 20.40 terpaksa batal lantaran abu letusan Gunung Agung sampai ke bandara.

Kini, pihaknya terpaksa menunggu di bandara sembari menunggu stabilnya jadwal penerbangan. “Tiketnya bisa di-refund tapi ada potongan 10 persen. Kalau tidak refund, ya, reschedule, tapi bisa sampai dua hari nunggunya,” ungkapnya.

Penutupan Bandara Ngurah Rai Denpasar sampai pagi ini jelas berpengaruh pada pariwisata Bali. Sebab, penutupan itu menunda turis yang akan datang maupun yang akan meninggalkan Bali. ”Khusus wisatawan yang berencana meninggalkan Bali tetapi tidak bisa, akan kami layani sebaik-baiknya,’’ ujar Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali I Ketut Ardana.

Ia mengatakan, selama ini sudah dibentuk Bali Hospitality Task Force. Tugasnya adalah menangani keadaan darurat yang berakibat pada sekitar pariwisata di Bali. Dia berharap para wisatawan yang belum bisa keluar dari Bali karena bandara ditutup, tetap merasakan kenyamanan berwisata.

Terkait potensi kerugian, Ardana tidak bisa menyebutkan angka pastinya. Dia hanya menghitung berdasarkan angka rata-rata biaya yang dikeluarkan wisatawan selama tinggal di Bali. Dia menyebutkan ratarata pengeluaran wisatawan di Bali adalah USD 1.300 (Rp17,5 juta)/orang/tinggal.

Ardana mengatakan, data dari otoritas bandara menyebutkan penutupan bandara Bali berdampak pada 59 ribuan wisatawan. Jadi, hitungan kasar dampak penutupan bandara terhadap pariwisata mencapai Rp1 triliun. ’’Itu tadi hitungan kasar. Karena wisawatan ASEAN masa tinggalnya berbeda dengan Eropa atau Amerika Serikat,’’ tuturnya.

Terkait dengan pengalihan penerbangan ke bandara lain, Ardana mengatakan, tentu ada wisatawan yang melanjutkan dengan perjalanan darat. Tetapi, dia belum bisa menghitung jumlah wisatawan yang melanjutkan perjalanan ke Bali melalui jalur darat.

Yang jelas, kata dia, letusan Gunung Agung secara umum tidak mengganggu kegiatan pariwisata. Dia mengatakan, titik pariwisata Bali di delapan kebupaten lainnya masih normal. Letusan hanya berdampak pada titik pariwisata di Karangasem atau sekitaran Gu nung Agung saja. ”Di Denpasar, selain penutupan bandara, pariwisata masih normal,’’ jelasnya.(rp1/jp/d)