25 radar bogor

Kebut Optimalisasi IPA Dekeng

OPTIMALISASI: Petugas PDAM Tirta Pakuan mengebut pengerjaan optimalisasi IPA Dekeng, Bogor Selatan.IST

BOGOR–Berbagai daya dan upaya dikerahkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan untuk mengatasi persoalan air bersih di Kota Hujan. Salah satunya dengan mempercepat optimalisasi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Dekeng. Optimalisasi itu diyakini bisa meningkatkan pelayanan air bersih di wilayah zona III dan IV.

Hal itu diungkapkan Direktur Teknik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Syaban Maulana. Syaban menargetkan program penambahan kapasitas produksi itu akan rampung pada Januari 2018 mendatang. Pengerjaannya baru dimulai awal bulan ini dan kini sudah di angka 20 persen.

”Petugas dibantu pelaksana proyek bahu-membahu mengerjakan optimalisasi ini,’’ jelasnya kepada Radar Bogor, kemarin (26/11).

Meski menggeber pengerjaan optimalisasi, Syaban memastikan pelayanan pelanggan di zona III dan IV tidak terganggu. Pekan ini, penambahan guttter (saluran penangkap air bersih) pada bak sedimetasi Unit 1 IPA Dekeng 2, itu dipastikan rampung.

”Jadi, kita fokus dulu ke IPA Dekeng 2 dengan penambahan gutter supaya kapasitas produksinya naik. Jika ini sudah selesai, baru pindah ke Dekeng 1. Jadi, sampai saat ini belum ada gangguan produksi ke pipa distribusi kita,’’ kata Syaban.

Optimalisasi ini semata-mata untuk meningkatkan kapasitas hasil pengolahan IPA. Harapannya, kapasitas produksi IPA yang dibangun pada 1997 itu bisa bertambah dari 1.500 liter per detik (l/det) menjadi 1.800 l/det. Hal ini sangat sensitif, karena jika ada gangguan di produksi, akan terjadi gangguan pula di pelanggan.

”Ini terjadi karena kita sudah tidak punya idle capacity. Nah, optimalisasi IPA Dekeng ini menjawab kebutuhkan itu. Kita akan punya idle capacity sebesar 300 l/det. Saat ini kondisi pengaliran kita sudah seimbang. Artinya, suplai air baku sudah sama dengan air yang dijual di pelanggan,’’ beber Syaban.

Optimalisasi ini diharapkan mampu mendongkrak daya kerja kedua IPA. Yakni dengan memastikan fungsi masingmasing unit kogulasi, flok, sedimentasi dan filter dapat berjalan secara optimal sesuai perencanaan. Selain itu, optimalisasi ini dapat mengurangi gangguan pengaliran akibat peningkatan tingkat kekeruhan air baku.

”Jadi ketika ada gangguan produksi, misalnya, karena air baku keruh akibat hujan dan banyak sampah, kapasitas produksi kita tidak akan turun terlalu jauh. Kalau sebelumnya dari kondisi normal 1.500 l/ det bisa turun jadi 1.200-1.300 l/det saat ada gangguan, setelah diperbaiki 1.800 l/det mungkin akan turun jadi 1.700 l/det. Idealnya 1.600 l/det. Jadi, masih di atas ideal,’’ papar Syaban.

Optimalisasi IPA Dekeng ini, tambah Syaban, terdiri atas dua lingkup pengerjaan. Yakni rehabilitasi flat settler pada IPA Dekeng 1, dan optimalisasi kapasitas pada IPA Dekeng II. Untuk IPA Dekeng 1, petugas akan mengganti flat settler di bak 1 dari jenis GRC ke stainless steel. Tujuannya, menjadikan proses pengendapan lebih sempurna.

”Sementera untuk bak dua dan tiga, flat settler-nya akan kami perbaiki agar proses pengendapan lebih cepat,’’ imbuh Syaban. Sedangkan untuk IPA Dekeng 2, petugas akan mengganti gutter, agar air yang masuk lebih merata.

Dengan begitu, lumpur tidak akan masuk filter air. Optimalisasi juga dilakukan dengan membuat sekat pengarah pada aliran inlet sedimentasi agar air yang masuk ke sedimen ini alirannya rata. ”Kalau sekarang kan kecepatannya nggak rata, sehingga pada saat kekeruhan tinggi, lumpur ikut terbawa,’’ papar Syaban.

Selama proses pengerjaan, PDAM berupaya menjaga sistem pengolahan untuk meminimalisasi gangguan pelayanan. Namun, Syaban mengimbau agar para pelanggan di zona 3 dan 4 tetap menampung air saat sedang mengalir.

”Pengerjaan dikerjakan setiap hari selama kurang lebih 11–12 minggu. Potensi gangguan diperkirakan berlangsung 2–3 minggu di awal pengerjaan,’’ pungkasnya.(rp1/d)