25 radar bogor

Ramai-ramai Kutuk Teror di Mesir

Kerabat korban serangan masjid Al Rawdah, terlihat meninggalkan rumah sakit Universitas Terusan Suez di Ismailia, Mesir pada 25 November 2017 (Reuters)
Kerabat korban serangan masjid Al Rawdah, terlihat meninggalkan rumah sakit Universitas Terusan Suez di Ismailia, Mesir pada 25 November 2017 (Reuters)

MEDAN-Aksi teror di Masjid Al Rawda, Sinai, Mesir, menuai kecaman. Indonesia pun bereaksi keras atas aksi teror tersebut, salah satunya karena banyaknya korban tewas. Apalagi, aksi teror itu dilakukan di tempat ibadah umat muslim. Itu menunjukkan bahwa aksi dan pelaku teror tidak bisa dikaitkan dengan agama tertentu.

Kecaman datang dari orang nomor satu di Indonesia. ’’Negara kita, saya, mengutuk keras serangan yang ada di Mesir, di Sinai Utara,’’ ucap Presiden Joko Widodo usai mengikuti prosesi adat pernikahan putrinya, Kahiyang Ayu, dengan Bobby Nasution di Medan kemarin (25/11).

Presiden juga menyampaikan ucapan duka dari seluruh masyarakat Indonesia kepada pemerintah dan masyarakat Mesir, juga para korban. ’’Indonesia selalu bersama dengan Mesir dalam situasi yang sulit seperti itu,’’ lanjut mantan Wali Kota Solo itu.

Menurut Jokowi, aksi teror seperti itu sudah seharusnya dicegah bersama-sama. Tidak cukup hanya satu atau dua negara. ’’Kerja sama dalam rangka memerangi terorisme dan radikalisme adalah kewajiban kita bersama,’’ tambahnya. Semua negara harus terlibat dan bekerja sama memerangi terorisme.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan kesedihan dan kecamanya atas peristiwa tragis di Masjid di Sinai. Dia menuturkan bahwa meskipun bukan yang pertama, tapi pembunuhan tersebut paling banyak jumlah korbannya. Seperti peristiwa-peristiwa lain di Timur Tengah dan Nigeria.

”Tapi ini yang paling fatal karena sehabis (salat) Jumat. Jadi kita merasa sangat sedih mendengarnya itu dan tentu marah dan mengutuk yang pelakunya itu,” ujar JK di Bandara Halim Perdanakusuma sebelum bertolak ke NTB, kemarin (25/11).

Dia berharap pemerintah Mesir bisa segera mengusut tuntas pelaku dari kejadian tersebut. Dia mengkategorikan peristiwa nahas itu sebagai tindakan terorisme yang layak mendapatkan hukuman amat berat. ”Teroris itu rumusannya siapa orang yang membunuh atau mengebom orang yang tidak, tanpa tujuan,” ungkap JK.

Dirjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin ikut mengomentari aksi teror di Mesir itu. Dia mengatakan aksi itu merupakan contoh pemahaman agama yang sangat radikal. ’’Mana ada ajaran agama yang membolehkan penyerangan di rumah ibadah. Apalagi setelah selesai salat Jumat,’’ jelasnya.

Dia berharap aksi teror di Mesir itu bisa menjadi pelajaran seluruh elemen bangsa Indonesia. Supaya tetap menjaga persatuan dan kesatuan umat dengan dakwah yang damai. Kemudian dakwah yang mengedepankan seruan perdamaian dan rahmatan lil alamin. Bukan dakwah yang membawa pesan-pesan kebencian kepada pihak lain.

Amin mengatakan pada satu sisi Islam di Mesir itu moderat. Misalnya Islam yang dibawa oleh Syekh Al-Azhar yang menekankan dakwah moderat. Tetapi pada sisi lain Amin tidak memungkiri bahwa ada Islam radikal di Mesir. ’’Terbukti dengan seringnya terjadi penyerangan di Mesir,’’ jelasnya.

Dia selama ini belum pernah menganalisis apakah lembaga pendidikan menjadi salah satu saluran penyebaran Islam radikal di Mesir. Apalagi jika dikaitkan banyaknya WNI yang belajar di Mesir. Namun Amin mengatakan selama ini mahasiswa alumni Mesir, khususnya dari kampus Al-Azhar, berpahaman Islam yang sangat baik dan moderat.

Menanggapi serangan tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta pemerintah Indoensia mengambil inisiatif. Mengingat, Indoensia sudah menjadi contoh negara yang mampu menanggulangi terorisme. ’’Pemerintah Indonesia harus memelopori diselenggarakannya pertemuan negara-negara Islam, untuk melawan ancaman terorisme dan kekerasan yang mengatasnamakan agama,’’ ujar Waketum MUI Zainut Tauhid Sa’adi kemarin.

Dia menuturkan, Islam tidak membenarkan kekerasan, pembyunuhan, apalagi pembantaian terhadap orang yang sedang beribadah di masjid. Bahkan, dalam kondisi perang sekalipun, Islam melarang membunuh perempuan, anak-anak, orang tua, ataupun pemuka agama. Tindakan brutal di masjid tersebut justru menodai ajaran Islam.

Sebagaimana diberitakan, serangan teror terjadi di masjid Al Rawda, Sinai Mesir, usai salat Jumat (24/11). Dilaporkan sedikitnya 235 orang tewas dan 125 lainnya terluka. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo mengumumkan bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban dalam serangan brutal itu.(byu/jun/wan)