25 radar bogor

Ingat! Dilarang Selfie di Masjidilharam

ilustrasi
ilustrasi

Pemerintah Arab Saudi jengah juga melihat perilaku jamaah haji dan umrah dari penjuru du­nia, termasuk dari Indo­­nesia. Meski sudah ada lara­ngan foto-foto di Masjidilharam dan ­Masjid Nabawi. Namun lara­ngan itu selama ini tak dihiraukan jamaah haji maupun umrah. Terkait ini, Kemenag pun berjanji lebih gencar sosialisasi kepada jamaah.

Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag RI, Sri Ilham Lubis mengatakan, praktik jamaah haji berfoto di dalam Masjidil­haram maupun Nabawi selama ini memang terjadi. Begitu pun saat musim haji 2017. ’’Petugas haji Indonesia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena edaran mempertegas larangan belum keluar saat itu,’’ jelasnya di Jakarta.

Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag RI, Mastuki mengatakan, surat edaran dari pemerintah Saudi itu terkait juga kepada ibadah umrah. Sehingga dalam waktu dekat, Kemenag akan menyosialisasikan kepada perusahaan penyelenggara ibadah umrah (PPIU), asosiasi umrah, serta kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) di seluruh Indonesia.

Sementara itu, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional MUI, KH Muhyiddin Junaidi, mendukung larangan penggunaan ponsel saat beribadah di Masjidilharam. Menurut dia, perilaku jamaah yang memotret dirinya sendiri itu sudah diangap berlebihan. Karena mengganggu jamaah yang lain.

”Jamaah itu kan ada banyak masing-masing ingin abadikan saat di sana. Kadang berlebihan. Selfie di depan makam Nabi Ibrahim atau Kakbah. Kalau dari kejauhan tidak apa-apa. Yang terjadi seakan ingin pamer atau menyombongkan diri,” ungkapnya.

KH Muhyiddin menuturkan, sudah membaca langsung nota diplomatik yang telah beredar tersebut. Tapi, secara resmi MUI belum menerima surat itu. Sejauh ini belum ada imbauan resmi yang dikeluarkan MUI untuk melarang selfie di Masjidilharam. ”Prosesnya di pemerintah dulu. Kementerian Agama mengundang kami untuk bertemu, lantas disampaikan kepada umat,” imbuh dia.

Muhyiddin menyebut, dulu sebelum kamera secanggih sekarang dengan menempel di ponsel, sebenarnya sudah ada larangan untuk memotret di dalam Masjidilharam. Ada pemeriksaan ketat bagi jamaah yang hendak masuk masjid. ”Kemudian, ditemukan teknologi supermaju sehingga masyarakat tertutama yang umrah di Masjid Nabawi dan Makkah selfie secara berlebihan. Langgar etika,” sebutnya.

Sementara itu, Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsuddin tidak sepenuhnya setuju. Dia menuturkan, dulu pernah ada pelarangan untuk mengambil foto di dalam dua masjid tersebut. Tapi, kemudian diperbolehkan. ”Maka sebaiknya jangan dilarang lagi harusnya dibolehkan. Cuma pesannya jangan sampai ber-selfie ria kemudian tidak khusyuk ibadah,” ungkap Din di Istana Wakil Presiden, kemarin (24/11).

Dia pun menuturkan, pernah berswafoto  di depan Kakbah. ”Saya biasa kalau umrah saya biasa selfie di depan Kabah. Ada bukti ada fotonya ini,” imbuh mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.

Dia menuturkan, memang ada jamaah umrah yang berlebihan saat menjalankan ibadah. Dia pernah melihat sendiri ada jamaah yang sedang tawaf. Bukanya khusyuk berdoa, tapi malah sibuk selfie.

”Itu ada benarnya (berlebihan, red), tapi kalau dibatalkan sama sekali jangan. Karena perlu ada bukti monumental, karena depan Kakbah itu bagus sekali,” imbuh Din.

Dia menyarankan, agar peringa­tan pelarangan berfoto lingkungan Masjid Nabawi dan Masjidilharam itu sebagai pengingat bagi calon jamaah. Dia menyarankan agar sekali saja foto untuk mengabadikan momen tersebut. ”Sekali saja lho. Pas mulai, jangan di tengah ibadah,” jelas dia.(jun/wan)