25 radar bogor

Pedagang Pedagang Blok F Pertanyakan Administradi

TUNTUT HENTIKAN REVITALISASI: Pedagang Blok F Pasar Kebon Kembang membentangkan spanduk tuntutan kepada PD-PPJ untuk menghentikan perencanaan revitalisasi dan pembangunan TPS hingga putusan hakim PN Bogor selesai.Meldrick/Radar Bogor.
TUNTUT HENTIKAN REVITALISASI: Pedagang Blok F Pasar Kebon Kembang membentangkan spanduk tuntutan kepada PD-PPJ untuk menghentikan perencanaan revitalisasi dan pembangunan TPS hingga putusan hakim PN Bogor selesai.Meldrick/Radar Bogor.

BOGOR–Mendekati hari relokasi ke tempat penampungan sementara (TPS), para pedagang Blok F Pasar Kebon Kembang kini mulai resah. Bukan hanya soal terancam kehilangan pelanggan, tapi juga terkait kabar simpang siurnya biaya administrasi penempatan TPS yang terbilang mahal.

Sebab, desas-desus yang beredar, pedagang harus merogoh kocek Rp17 juta untuk biaya administrasi menempati TPS selama setahun. “Dengan rincian, uang muka Rp7 juta, sisanya dicicil,” ujar salah satu pedagang makanan Blok F Pasar Kebon Kembang yang enggan namanya dikorankan.

Memang, belakangan ini Unit Pasar Kebon Kembang mengumpulkan sebagian pedagang makanan untuk diberikan paparan terkait persiapan relokasi ke rooftop Blok B1. Tapi, menurut pedagang ada yang janggal. Sebab, biaya administrasi itu belum disebutkan nominalnya. “Jadi, masih simpang siur. Kami khawatir kalau sudah ngambil undian (nomor untuk penempatan TPS) disuruh bayar belasan juta,” paparnya lagi.

Padahal, TPS di rooftop Blok B1, dianggapnya belum tentu laris pembeli. Tempatnya yang tidak berbatasan langsung dengan pusat perbelanjaan, dikhawatirkan membuat konsumen tidak mengetahui keberadaannya. “Kalau pindah ke atas juga siapa yang mau makan di situ. Sekarang mereka pada makan di sini juga karena yang belanja di sini,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Unit Pasar Kebon Kembang Iwan Arif Budiman membenarkan adanya biaya administrasi untuk relokasi pedagang. Tapi, besarannya belum ditentukan oleh PD Pasar Pakuan Jaya. “Nanti ada hitung-hitungannya. Tapi belum ketahuan,” ujarnya ketika dikonfirmasi.

Ia membantah isu mengenai biaya administrasi yang mencapai Rp17 juta. Menurut nya, besaran biayanya tidak akan lebih dari Rp10 juta. “Hitungan saya paling di kisaran Rp7,5 juta sampai Rp8 juta. Mungkin sewanya Rp5 juta, Rp3 jutanya biaya utilitas,” jelasnya.

Hingga kini pihaknya belum bisa memastikan waktu relokasi. Sebab, sampai sekarang infrastruktur TPS pun belum siap. “Kesiapan pipa belum, karena buangan air masakan dan buangan air hujan berbeda,” pungkasnya.(rp1/c)